Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang kembali menguat pada perdagangan Rabu (20/8), setelah sebelumnya tergelincir 0,45 % dan ditutup di 7.862. Meskipun demikian, terdapat sinyal positif dari aksi beli bersih investor asing yang mencapai Rp1,07 triliun, dengan saham unggulan seperti ASII, BBRI, AMMN, BRMS, dan BBCA menjadi incaran utama.
Menurut riset Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG dapat melanjutkan rebound jika mampu menjaga level support di zona 7.800–7.850, sementara resistensi diprediksi berada di kisaran 7.900–8.000. Sentimen global turut memainkan peran, khususnya karena pasar menanti pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam simposium Jackson Hole akhir pekan ini. Kekhawatiran terhadap hasil pertemuan tersebut menjadi tekanan bagi bursa Amerika Serikat yang kemudian berdampak ke pasar Asia.
Dinamika geopolitik juga menjadi sorotan investor. Tercatat, ada rencana pertemuan antara Presiden Ukraina dan Presiden AS, Donald Trump, yang kemungkinan akan merembet ke dialog trilateral melibatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin—mengejar langkah diplomasi penyelesaian konflik yang belum menunjukkan kemajuan signifikansi.
Sentimen Eksternal dan Kebijakan BI Menambah Warna
1. Tekanan dari Rapat BI
Media Bisnis.com menyoroti bahwa IHSG berpotensi kembali melemah menjelang keputusan suku bunga dasar Bank Indonesia (RDG BI) hari ini. Pasar memperkirakan BI akan mempertahankan BI Rate di 5,25 %, namun kecenderungan koreksi tetap ada, dengan estimasi support di 7.800 dan resistance di 7.930. Saham-saham seperti CPIN, LSIP, MDKA, dan PTRO menjadi perhatian utama investor.
2. Rekomendasi Saham dari Media Jabejabe
Menurut Jabejabe, IHSG masih berpeluang rebound pada Rabu ini meski sempat lemah. Investor asing tetap aktif melakukan net buy hingga Rp1,23 triliun, terutama pada sektor perbankan dan telekomunikasi. Support diperkirakan berada pada rentang 7.780–7.850, dengan resistance di kisaran 7.900–8.000.
Secara umum, meskipun sejumlah analis melihat potensi tekanan, terutama dari keputusan moneter domestik dan ketidakpastian eksternal, arus masuk modal asing dan peluang teknikal memberi ruang bagi IHSG untuk menguat jika mampu bertahan di level support.
Sumber: rri.co.id/Sn