Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini, Jumat (23/5/2025), didorong oleh sentimen positif dari menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan catatan BNI Sekuritas, pada perdagangan Kamis (22/5/2025), mayoritas indeks saham di Wall Street ditutup melemah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury). Indeks S&P 500 terkoreksi tipis sebesar 0,04%, Dow Jones Industrial Average hampir tidak berubah dengan penurunan 1,35 poin, sementara Nasdaq Composite justru menguat sebesar 0,28%.
Sentimen negatif tersebut muncul setelah Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyetujui rancangan undang-undang terkait pemotongan pajak dan peningkatan anggaran militer. Menurut Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO), kebijakan tersebut berpotensi menambah utang pemerintah AS hingga mendekati US$4 triliun serta memperbesar defisit anggaran negara.
Kondisi ini tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun, sementara yield tenor 10 tahun juga sempat naik meski kemudian sedikit menurun.
Sementara itu, bursa saham kawasan Asia Pasifik cenderung mengalami pelemahan seiring tekanan yang terjadi di Wall Street. Indeks Nikkei 225 Jepang turun sebesar 0,84%, sementara indeks Topix terkoreksi 0,58%. Di Korea Selatan, indeks Kospi dan Kosdaq masing-masing melemah 1,22% dan 0,82%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menurun 0,45%, Hang Seng Hong Kong turun 1,19%, dan indeks CSI 300 di Tiongkok daratan melemah tipis 0,06%.
Di dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit sebesar US$800 juta pada kuartal I/2025. Namun demikian, nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,43% atau 71 poin ke posisi Rp16.327,5 per dolar AS. Di saat yang sama, indeks dolar AS tercatat menguat tipis 0,04% ke level 99,59.
Adapun di pasar modal, IHSG pada Kamis (22/5/2025) ditutup menguat sebesar 0,34% ke level 7.166. Sejak awal tahun 2025, indeks telah mencatatkan kenaikan sebesar 1,23%. Menurut Fanny Suherman, Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, penguatan IHSG disertai dengan aksi beli bersih oleh investor asing senilai Rp553 miliar. Saham-saham yang paling banyak dibeli asing antara lain BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA.
“IHSG hari ini berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level 7.200 didukung oleh penguatan rupiah yang dipicu oleh RUU pajak di AS. Namun, jika gagal menembus resistance kuat di level 7.200, koreksi terbatas masih mungkin terjadi,” tulis Fanny dalam riset hariannya, Jumat (23/5/2025).
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak dalam kisaran support 7.100–7.140 dan resistance 7.200–7.250. BNI Sekuritas merekomendasikan saham-saham seperti ENRG, PGEO, AMRT, ADRO, TPIA, dan EMTK sebagai pilihan menarik untuk ide perdagangan hari ini.
Sementara itu, tim analis BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.077 dan resistance 7.203. “Saat ini, IHSG berpotensi menguji area resistance pada 7.203. Namun, pola candlestick doji pada perdagangan sebelumnya menunjukkan adanya risiko koreksi terbatas menuju support terdekat di level 7.077,” jelas analis BRI Danareksa.
BRI Danareksa memberikan rekomendasi beli untuk saham TLKM dan SMGR, sementara saham INKP disarankan untuk dibeli apabila mampu menembus level resistance (buy on break). Untuk saham KLBF, disarankan untuk dijual (sell) pada perdagangan hari ini.
Disclaimer: Artikel ini disusun semata-mata untuk tujuan informasi dan bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Redaksi tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber: Bisnis.com/Sn