Hiroshima | EGINDO.co – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada hari Minggu (21 Mei) bahwa hubungan antara Washington dan Beijing akan mencair “dalam waktu dekat”, setelah AS menembak jatuh sebuah balon udara yang dicurigai sebagai pesawat mata-mata China tahun ini.
Biden mengatakan bahwa hubungan telah memburuk dalam beberapa bulan setelah pembicaraannya dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 di Bali pada bulan November.
Keputusan Washington pada bulan Februari untuk menembak jatuh sebuah balon udara yang diduga mata-mata China yang melintas di atas wilayah AS memicu pertikaian diplomatik antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing yang tadinya diharapkan dapat memperbaiki hubungan dibatalkan karena insiden tersebut.
Pada hari Minggu, dalam sebuah konferensi pers setelah KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Biden ditanya mengapa hotline yang direncanakan antara AS dan China tidak beroperasi.
“Anda benar, kita harus memiliki hotline terbuka. Pada konferensi di Bali, itulah yang Presiden Xi dan saya sepakati akan kami lakukan dan temui,” katanya.
“Dan kemudian, balon konyol yang membawa peralatan mata-mata seberat dua mobil pengangkut barang itu terbang di atas Amerika Serikat,” tambah Biden.
“Balon itu ditembak jatuh dan semuanya berubah dalam hal berbicara satu sama lain. Saya pikir Anda akan melihat hal itu mulai mencair dalam waktu dekat.”
Pemerintahan Biden juga telah membuat marah China dengan menargetkan perdagangan microchip canggih, dengan alasan risiko penggunaan militer.
Presiden membela tindakan-tindakan tersebut pada hari Minggu, sehari setelah Kelompok Tujuh negara ekonomi terkemuka memperingatkan China atas “kegiatan militerisasi” di wilayah tersebut.
“Mereka sedang membangun militernya, dan itulah mengapa saya telah menjelaskan bahwa saya tidak siap untuk memperdagangkan barang-barang tertentu dengan China,” katanya.
“Kami sekarang memiliki komitmen dari semua sekutu kami bahwa mereka juga tidak akan melakukan hal itu, menyediakan materi semacam itu.
“Tapi itu bukan tindakan bermusuhan, itu adalah tindakan yang mengatakan, ‘kami akan memastikan bahwa kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mempertahankan status quo’.”
Sumber : CNA/SL