Beijing | EGINDO.co – Huawei Technologies meluncurkan perangkat keras yang diklaimnya mampu menghadirkan daya komputasi kelas dunia tanpa menggunakan chip canggih Nvidia. Sebuah terobosan yang berpotensi membebaskan hambatan pasokan yang menghambat aspirasi Tiongkok dalam kecerdasan buatan.
Raksasa peralatan telekomunikasi yang berbasis di Shenzhen ini menyatakan telah mengembangkan klaster komputasi supernode “terkuat di dunia” menggunakan proses pembuatan chip lokal. Hal ini mendorong kemandirian Tiongkok dalam komputasi AI dan memperkuat posisi Beijing terhadap Nvidia.
“Huawei berupaya membangun solusi komputasi ‘supernode + klaster’ menggunakan proses manufaktur chip yang tersedia di Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang terus meningkat,” ujar Xu Zhijun, wakil ketua dan ketua bergilir Huawei, pada Konferensi Connect tahunan perusahaan di Shanghai.
Xu juga mengungkapkan rencana Huawei untuk meluncurkan chip AI Ascend yang ditingkatkan selama tiga tahun ke depan, termasuk Ascend 950PR pada kuartal pertama tahun 2026, sejalan dengan rencana peluncuran chip AI dari Nvidia dan AMD.
Pernyataan Xu muncul di saat Beijing mendesak raksasa teknologinya untuk berhenti membeli cip yang dirancang khusus Nvidia untuk Tiongkok, yang dirancang untuk mematuhi pembatasan ekspor AS.
Menanggapi sikap baru Beijing, CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pada hari Rabu (17 September) bahwa ia “kecewa dengan apa yang saya lihat, tetapi mereka memiliki agenda yang lebih besar untuk diselesaikan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, dan saya bersabar tentang hal itu”.
Huawei yang dikenai sanksi AS memainkan peran utama dalam menemukan solusi yang dapat memberdayakan ambisi AI Tiongkok tanpa bergantung pada teknologi dari AS.
Supernode mengacu pada unit kluster berkinerja tinggi yang menggabungkan sekelompok akselerator AI menggunakan interkoneksi ultra-cepat.
Pada hari Kamis, Huawei memperkenalkan Atlas 950 SuperPoD dan Atlas 960 SuperPoD, yang masing-masing dapat mendukung hingga 8.192 dan 15.488 prosesor Ascend internal Huawei.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa sistem tersebut memimpin secara global dalam hal skala prosesor, daya komputasi total, kapasitas memori, dan bandwidth interkoneksi.
“Daya komputasi adalah kunci kecerdasan buatan di masa lalu, dan akan tetap demikian di masa depan – terutama bagi pengembangan AI di Tiongkok,” ujar Xu dalam pidatonya.
Huawei juga mengumumkan Atlas 950 SuperCluster dan Atlas 960 SuperCluster, yang dapat ditingkatkan skalanya untuk mendukung antara 500.000 dan 1 juta prosesor, menjadikannya “kluster komputasi AI terbesar” di dunia, ungkap perusahaan tersebut.
Sumber : CNA/SL