Hong Kong | EGINDO.co – Otoritas Hong Kong mengatakan pada Kamis (1 April) mereka akan melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 BioNTech Senin depan setelah tiba-tiba menghentikan inokulasi sembilan hari lalu karena kemasan yang rusak. Sejumlah 300.000 dosis akan tiba di Hong Kong pada hari Jumat yang diproduksi dan dikemas di pabrik yang berbeda dengan dua batch yang penggunaannya dihentikan oleh pihak berwenang. Pengumuman itu datang ketika pemerintah kota berusaha meyakinkan penduduk untuk mendapatkan vaksinasi setelah pengambilan yang lamban karena berkurangnya kepercayaan pada vaksin saingan dari Sinovac China dan ketakutan akan reaksi yang merugikan.  “Kami ingin meningkatkan kepercayaan publik terhadap program vaksin,” Patrick Nip, sekretaris pamong praja, mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Kamis. Dengan tingkat infeksi yang rendah di kota, banyak orang merasa tidak perlu segera mendapatkan vaksinasi dan beberapa warga mengkritik kurangnya data yang tersedia untuk vaksin Sinovac dibandingkan dengan penawaran BioNTech.  Sebelum penangguhannya, jumlah penduduk Hong Kong yang memesan tembakan BioNTech lebih dari dua kali lipat jumlah untuk tembakan Sinovac, menurut angka pemerintah. Pemerintah Hong Kong mengatakan BioNTech masih melakukan penyelidikan terhadap dua batch sebelumnya dan akan menunggu kesimpulan akhir sebelum menggunakannya. Ia menambahkan bahwa keamanan dan kemanjuran vaksin belum terpengaruh.  Sekitar 7 persen dari 7,5 juta penduduk Hong Kong telah divaksinasi, sepertiganya telah menggunakan vaksin BioNTech. Vaksin BioNTech didistribusikan di Hong Kong dan Makau melalui kemitraan dengan Fosun Pharma Tiongkok, sementara BioNTech bermitra dengan Pfizer di pasar di luar Tiongkok. Bekas koloni Inggris itu mencatat sekitar 11.400 infeksi virus corona dan 205 kematian.
Sumber : CNA /SL