Jakarta | EGINDO.co – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang melakukan project pengiriman notifikasi WhatsApp kepada pasien dengan ambang tekanan darah di atas 130/85 mmHg, gula darah 5.7 HbA1C, dan lemak darah/kadar kolesterol melebihi 100 mg/dL. Tujuannya, pasien segera menghubungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dalam siaran pers Kemenkes yang dilansir EGINDO.co pada Kamis (18/7/2024) menyebutkan pengiriman notifikasi WhatsApp tersebut berisi hasil skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) yang telah dilakukan pasien. Skrining penyakit tidak menular merupakan salah satu program utama penguatan upaya penguatan promotif dan preventif di layanan primer seperti puskesmas, posyandu, atau posbindu.
Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kemenkes RI Setiaji, S.T, M.Si menyampaikan, pengiriman notifikasi WhatsApp dilakukan setelah tenaga kesehatan atau kader memasukkan hasil skrining penyakit tidak menular pasien ke dalam Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) yang merupakan aplikasi pencatatan deteksi dini atau skrining penyakit tidak menular yang digunakan oleh tenaga kesehatan atau kader di posyandu, posbindu dan puskesmas. Skrining penyakit tidak menular yang dicatat pada aplikasi ASIK di antaranya, skrining kardiovaskular (jantung), kanker, kelainan darah, dan gangguan pernapasan.
Pelaksanaan pengiriman notifikasi WhatsApp skrining PTM dimulai secara langsung serentak di seluruh Indonesia pada 22 Juni 2024 melalui pembaruan aplikasi ASIK versi 2.3.3.” Berdasarkan tren jumlah data yang masuk dalam aplikasi ASIK periode Januari-Juni 2024, layanan skrining yang tercatat sebanyak 37.886.630, data individu yang mendapatkan layanan skrining penyakit tidak menular sebanyak 29.212.976, dan sudah ada 10.173 (97,6%) puskesmas yang melaporkan skrining PTM dengan menggunakan ASIK.
Sepanjang periode yang sama, rata-rata harian layanan skrining penyakit tidak menular tercatat di aplikasi ASIK sebanyak 208.163, sedangkan rata-rata mingguannya mencapai 1.457.178. Rata-rata bulanan layanan skrining penyakit tidak menular tercatat di aplikasi ASIK sebesar 6.314.438. Hingga 14 Juli 2024, notifikasi WhatsApp hasil skrining penyakit tidak menular yang telah dikirimkan kepada pasien mencapai 83.987.
Salah satu contohnya, skrining sangat penting dilakukan untuk menemukan diabetes lebih dini bagi masyarakat sehingga risiko diabetes melitus (DM) dapat dicegah. Pencegahan juga dilakukan dengan pemberian edukasi perubahan gaya hidup. Pemeriksaan kesehatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular yang dilakukan meliputi pengukuran indeks massa tubuh (tinggi badan, berat badan, lingkar perut), pengukuran tekanan darah atau tensi darah dan tes gula darah.
Setiaji melanjutkan, sebanyak 10.173 puskesmas di Indonesia telah menggunakan aplikasi ASIK untuk melakukan pencatatan data kesehatan individu by name by address, termasuk skrining penyakit tidak menular di puskesmas dan posbindu. Setelah pencatatan hasil skrining di aplikasi ASIK, notifikasi WhatsApp kepada masyarakat akan terkirim secara otomatis jika nomor WhatsApp valid dan tercatat di dalam ASIK.
Di sisi lain, pencatatan hasil skrining penyakit tidak menular di aplikasi ASIK masih menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah akses internet yang belum merata. “Karena itu, Kemenkes RI terus berupaya untuk memperluas akses dan meningkatkan kualitas internet hingga ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Adaptasi teknologi digital dalam pencatatan juga menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Setiaji.@
Rel/fd/timEGINDO.co