Medan | EGINDO.com – Menanam pohon sama dengan menghidupkan bumi, dan memberi kehidupan bagi penghuninya. Peran dan fungsi pohon menjadi sangat penting sebagai sumber kehidupan. Menanam pohon merupakan ibadah nyata.
”Menanam pohon itu merupakan kegiatan sosial yang memiliki nilai ibadah. Ketika pohon yang ditanam tumbuh subur dan besar, maka akan mengalir banyak manfaat bagi umat manusia, bahkan makhluk hidup lainnya. Pohon memberikan oksigen, juga bisa menyelamatkan air dan udara,” kata Hasan Tjoa pakar penanaman pohon ketika memperingatn Hari Pohon se-Dunia pada 21 November lalu kepada EGINDO.com.

Menurutnya selain bernilai ibadah, menanam pohon juga investasi masa depan. Pohon merupakan sumber daya alam yang terbarukan, tidak akan habis proses siklusnya. Sementara investasi mineral seperti pertambangan ada batas habisnya.
Direktur utama (Dirut) PT Serayu Makmur Kayuindo (Serayu Group) Hasan Tjoa memaparkan secara rinci tentang keberadaan PT Serayu Makmur Kayuindo (Serayu Group). “Perusahaan kami bergerak dalam industri kayu lapis, perkayuan, penanaman pohon, konsultan nasional maupun internasional. Sesuai logo perusahaan, intinya Keluarga Besar Serayu Grup akan terus berupaya menyelamatkan bumi melalui penanaman pohon dengan hati yang tulus,” kata Hasan Tjoa, yang dikenal ahli menanam pohon tercepat.
Dijelaskannya salah satu misi Serayu Group adalah untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan, membantu pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat dalam penanaman pohon, baik secara individu maupun kelembagaan. “Perusahaannya kami juga memiliki visi menjadi unit manajemen yang efektif dan rasional dalam memanfaatkan sumber daya alam semaksimal mungkin dengan memperhatikan segala aspek kelestarian produksi, aspek kelestarian ekologi dan aspek sosial,” katanya.
Hasan Tjoa mengakui salah satu tujuan perusahaan Serayu Group memberikan kontribusi pembangunan ekonomi, khususnya bagi masyarakat di sekitar pabrik dan kebun, antara lain melalui penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor kehutanan dan perpajakan serta mendorong pertumbuhan perkonomian rakyat.

Lelaki ramah yang dikenal berjiwa sosial itu mengungkapkan rahasia menanam pohon tercepat berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 1995 hingga 1996 dimana penemuan penanaman tercepat tersebut sangat bermanfaat baik sisi ibadah untuk menyelamatkan bumi juga dari sisi bisnis. PT Serayu Grup terus bergerak dan berbuat untuk kemajuan ekonomi Indonesia khususnya pada bidang pangan/komoditas pertanian.
Keseriusan itu dijalankan sejak tahun 2000 lalu dengan menanam pohon pada 15 Propinsi di Indonesia dengan metode tumpang sari. Satu diantaranya Pohon Vanili dan Pohon Kayu Gaharu yang ada di wilayah Sukabumi dan Cianjur Propinsi Jawa Barat.
Keberhasilan metode tumpang sari Pohon Vanili dan Pohon Kayu Gaharu yang ada di wilayah Sukabumi dan Cianjur menurut Pemerhati Lingkungan Hidup Indonesia, Suriyono Adi Susanto (SAS) bahwa program menanam pohon dengan tumpang sari seperti pohon vanili yang dijalankan Serayu Grup sungguh luar biasa karena selain menambah devisa negara juga pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Menurut SAS bahwa Pohon Vanili manfaatnya banyak selain untuk obat-obatan dan kosmetik juga menjadi bahan pengawet pada makanan. Namun, harus diperhatikan dalam perawatan agar hasilnya maksimal. Dijelaskan SAS sejak tahun 2000 PT Serayu Makmur Kayuindo sudah berbuat banyak khususnya dalam menanam pohon hal ini sangat erat kaitannya dengan hasil Deklarasi Bali 2022 pada penyelengaraan KTT G20 yang salah satu paragrafnya adalah isu krisis pangan/perubahan iklim.
Menurutnya kedua isu sentral krisis pangan/perubahan iklim sudah ditangani oleh Serayu Grup yakni dengan menanam pohon pada berbagai provinsi di Indonesia karena dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya dapat mencegah bencana banjir dan tanah longsor.
Diakui Suriyono Adi Susanto sebagai pemerhati lingkungan Indonesia sangat mendukung dan mengapresiasi program Serayu Grup untuk menanam pohon karena manfaatnya banyak selain mengurangi bencana angin juga menyerap carbon dan pemanasan global. “Terpenting dengan program ini akan meningkatkan hasil taraf hidup petani dan bisa mengurangi impor pangan. Pada sebuah riset terbukti ketinggian pohon 10 meter pada diameter 15 cm bisa menyimpan 40 liter air perjamnya,” katanya.
Menurutnya Sarayu Grup menjadi pioneer, sebagai contoh dalam gerakan menanam pohon yamg sudah dilakukan sejak 2000 dan menjadikan Indonesia menjadi paru-paru dunia. “Pada tahun 2000 lalu saja bumi kita ini 70 persen air dan 30 persen darat, namun pada tahun 2011 bumi kita 71,1 persen air dan 28,8 persen darat artinya darat makin mengecil akibat pemanasan bumi sehingga kutub utara mencair alhasil bencana dimana-mana dan cuaca tidak menentu kalau hal ini dibiarkan nasib anak cucu kita kedepannya akan semakin sulit,” katanya menegaskan.
Dijelaskannya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir Indonesia sering mengalami bencana banjir. Untuk itu dari kondisi yang ada yakni berkurangnya area hutan primer dan sekunder harus menjadi perhatian bersama karena hal itu menjadi pemicu bencana.@
Fd/timEGINDO.com