Jakarta|EGINDO.co Pada perdagangan Rabu (11/12/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan sebesar 0,15% atau naik 11,46 poin, berakhir di level 7.464,75. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bergerak pada level terendah 7.444,17 dan sempat mencapai titik tertinggi 7.530,56 sepanjang sesi perdagangan.
Nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp16,27 triliun dengan volume perdagangan mencapai 26,46 miliar lembar dalam 1,34 juta transaksi. Adapun kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia mencapai Rp12.784 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 312 saham mencatatkan penguatan, 295 saham melemah, dan 339 saham stagnan.
Prediksi IHSG Kamis (12/12/2024)
MNC Sekuritas memprediksi IHSG pada perdagangan hari ini masih berpeluang melanjutkan penguatan meskipun potensi koreksi tetap perlu diwaspadai. IHSG diperkirakan menguji area 7.409-7.437 sebagai rentang koreksi terdekat sebelum kembali bergerak menguat menuju target 7.578.
Secara teknikal, IHSG diproyeksi bergerak dalam rentang support 7.283 dan 7.041, dengan resistance pada 7.595 dan 7.654. MNC Sekuritas merekomendasikan strategi buy on weakness untuk saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), serta speculative buy untuk saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Sementara itu, Yugen Bertumbuh Sekuritas menyatakan IHSG memiliki potensi penguatan seiring dengan stabilitas nilai tukar, komoditas, dan perekonomian menjelang akhir tahun. Pergerakan indeks diperkirakan berada pada rentang 7.337-7.521. Pola konsolidasi wajar yang terjadi di tengah tren penguatan jangka pendek hingga panjang menjadi peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi beli.
Rekomendasi saham Yugen Bertumbuh Sekuritas meliputi ASII, ASRI, TBIG, UNVR, BBRI, JSMR, BBCA, ICBP, KLBF, PWON, dan TLKM.
Kesimpulan
Analis memperkirakan IHSG tetap berada pada jalur uptrend didukung oleh faktor stabilitas ekonomi dan pasar. Investor disarankan memanfaatkan peluang koreksi minor untuk melakukan akumulasi beli pada saham-saham berpotensi tinggi.
Sumber: Bisnis.com/Sn