Hari Ini, IHSG Berpeluang Naik Level

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik ke level lebih tinggi, Rabu (13/3/2024). Peluang kenaikan ini melanjutkan penguatan di level 7.381, naik 0,11 persen, saat penutupan perdagangan pada Jumat pekan lalu.

Tim Analis BNI Sekuritas menyebutkan, kenaikan IHSG tersebut, disertai net buy (beli bersih) oleh asing sebesar Rp123 triliun. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BBRI, BBCA, BRIS, ASII, dan BBNI.

“Hari ini IHSG akan mencoba break resist (menembus level tertinggi) di 7.400. Jika berhasil, IHSG akan melanjutkan kenaikannya ke target middle 7.550,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman, Rabu (13/3/2024).

“Tapi hati-hati, jika belum break 7.400, potensi koreksi minor dulu. Perkiraannya IHSG akan bergerak di level resistance 7.400-7.450 dan level support 7.300-7.350,” ujarnya.

Baca Juga :  Zhurong Lakukan Perjalanan Pertama Di Permukaan Planet Merah

Mayoritas bursa di kawasan Asia menguat, saat bursa di Indonesia tutup karena hari libur nasional dan awal Ramadan. Penguatan juga terjadi di Wall Street, Amerika Serikat.

Di Wall Street, indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi, terdorong kenaikan saham Oracle. Indeks Dow Jones naik 0,61 persen, indeks S&P 500 naik 1,12 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,54 persen.

“Saham Oracle melonjak 11,7 persen dan mencapai rekor tertinggi, sehari setelah melaporkan hasil kuartalan yang optimis. Disebutkan, Oracle akan membuat pengumuman bersama dengan raksasa chip kecerdasan buatan Nvidia,” ujar Fanny.

Data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis Selasa malam, adalah data inflasi konsumen (CPI). Pada Februari 2024, inflasi naik 0,4 persen, melanjutkan kenaikan inflasi di bulan sebelumnya sebesar 0,3 persen.

Baca Juga :  Hari Ini, Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG

Di kawasan Asia, bursa saham mayoritas menguat di tengah sikap wait and see pelaku pasar perihal data inflasi Amerika. Hanya indeks Shanghai Composite Tiongkok dan indeks Nikkei 225 Jepang terpantau melemah, masing-masing 0,41 persen dan 0,06 persen.

“Untuk diketahui, laju inflasi tahunan (you) AS  diperkirakan konsensusnya akan tetap sama di angka 3,1 persen. Sementara inflasi inti diperkirakan sedikit melandai ke angka 3,7 persen di bulan Februari 2024,” ucap Fanny.

Inflasi Februari diperkirakan masih sama dengan periode Januari 2024, karena meningkatnya harga bensin. Tekanan inflasi berpotensi memperkuat keputusan bank sentral AS  untuk mengambil pendekatan yang lebih lambat dalam menurunkan suku bunga.

Baca Juga :  Henry Kissinger, pemenang Nobel, meninggal usia 100 tahun

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top