Hari Ini, Hari Bumi, Lingkungan Pengaruhi Inteligensi

Fadmin Malau
Fadmin Malau

Oleh: Fadmin Malau

Perubahan Iklim Tampil di Google Doodle Hari Bumi 2022, hari ini. Perubahan iklim menjadi salah satu isu penting yang menjadi perhatian seluruh dunia. Peringatan Hari Bumi 2022, Google Doodle menampilkan isu perubahan iklim di laman pencariannya. Ada 4 lokasi yang mengalami perubahan iklim yang dimuat Google Doodle.

Kemudian, EGINDO.co menurunkan tulisan tentang lingkungan mempengaruhi inteligensi manusia. Persepsi selama ini Inteligensi (IQ) atau kecerdasan manusia merupakan faktor bawaan sehingga kalau orangtuanya cerdas maka keturunannya pasti akan cerdas. Ternyata Persepsi ini tidak sepenuhnya benar karena kecerdasan seseorang itu ditentukan banyak faktor, satu diantaranya yang berperan penting adalah lingkungan.

Faktor keturunan bukan satu-satunya dan bukan pula penentu kecerdasan seseorang atau seorang anak. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW yang mengatakan setiap anak yang lahir ke dunia ini pada dasarnya suci, bersih. Ibarat kertas putih maka orangtuanya yang akan menjadikan kertas putih itu menjadi apa.

Peran orangtua dan lingkungan dimana anak atau seseorang itu berada sangat menentukan kecerdasan seseorang. Intellectus atau intelligentia dari bahasa Latin yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi intellect dan intelligence artinya merupakan suatu kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu.

Berbagai definisi dirumuskan para ahli diantaranya Crider (dalam Azwar, 2006:3) mengatakan inteligensi bagaikan listrik; mudah diukur akan tetapi mustahil untuk didefinisikan.

Baca Juga :  Rekomendasi Saham & Pergerakan IHSG Hari Ini, Rawan Koreksi

Sampai hari ini belum ada definisi inteligensi yang diterima secara universal. Perkembangan psikologi menggeser pandangan tentang inteligensi dari sifat fisikal kepada sifat mentalistik. Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi, bersama Theodore Simon, mendefinisikan inteligensi terdiri atas tiga komponen, yaitu: (1) kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, (2) kemampuan mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (3) kemampuan mengeritik diri sendiri (autocriticism).

Definisi Alfred Binet dan Theodore Simon ini mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan sangat menentukan. Begitu juga Lewis Madison Terman, mendefinisikan inteligensi kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak dan H. Goddard menilai inteligensi merupakan tingkat kemampuan pengalaman seseorang menyelesaikan masalah yang langsung dihadapi dan mengantisipasi masalah yang akan datang.

Faktor lingkungan sangat memengaruhi maka kini masuk sekolah, masuk kerja ada uji kecerdasan (inteligensi), populernya teks psikologi atau masuk kerja disebut wawancara (interview) yang dilakukan psikolog. Hal ini untuk mengukur kompetensi inteligensi seseorang.

Hal ini sebenarnya sudah dilakukan pada zaman Dinasti Han (200 SM – 200 M) berkuasa di Cina untuk menguji rakyat sipil yang menjadi anggota legislatif, militer dan aparat lainnya. Kemudian terus berlanjut diikuti hampir pada semua negara, termasuk Indonesia. Kini telah ada standar tes internasional yang dikenal dengan “Standards for Psychological and Educational Test

Baca Juga :  Pabrik iPhone Foxconn India Tidak Dibuka Hingga 7 Januari

Faktor Lingkungan Versus Faktor Turunan

Selama ini ada anggapan inteligensi itu merupakan bawaan lahir yang tidak bisa diubah. Ketika itu orang akan pasrah apa yang terjadi akan kecerdasan seseorang atau seorang anak. Namun, kemudian anggapan itu bergeser dan menilai banyak faktor yang memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

Disamping banyak faktor yang memengaruhi inteligensi dinilai merupakan kemampuan dasar manusia (human basic potentiality) yang ditentukan oleh kompleksitas dan kelenturan sistem syaraf pusat dan dipengaruhi gen.

Sedangkan gen merupakan blue-print pembentukkan organisme hidup yang ada pada setiap kromosom dalam sel. Gen merupakan satu bagian kecil dari suatu makromolekul yang panjang disebut DNA. Inteligensi harus diaktualkan dalam kehidupan manusia setelah lahir ke dunia. Artinya, manusia harus belajar dari lingkungan.

Inteligensi berkolaborasi antara potensi genetik dan stimulasi lingkungan. Inteligensi merupakan faktor bawaan biologis yang dipengaruhi pengalaman, pendidikan dan kebudayaan dalam manusia itu. Penulis sependapat dengan Hadist Nabi Muhammad SAW yang mengatakan setiap manusia yang lahir ke dunia ini ibarat kertas putih.

Hadist ini bermakna semua manusia memiliki potensi luar biasa dalam hal inteligensi. Namun, faktor lingkungan atau orangtua sebagai sarana pendidikan akan membentuk anak atau manusia yang dilahirkan itu. Pada tahap ini anggapan inteligensi mutlak dibawa lahir dan tidak bisa diubah ternyata tidak bisa diterima sepenuhnya.

Baca Juga :  Pengamat: Muncul Bunyi Klakson Kendaraan Ganggu Kenyamanan

Inteligensi bisa diubah dan dikolaborasikan dengan lingkungan dimana manusia itu berada. Faktanya inteligensi banyak dipengaruhi lingkungan maka manusia masa depan bisa disiapkan hari ini. Lingkungan seorang anak sangat berpengaruh yakni lingkungan sosial masyarakat dimana anak dilahirkan dan dibesarkan.

Lingkungan sosial keluarga dimana anak dipengaruhi oleh harmonis atau tidak harmonis keluarganya, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga atau kondisi rumah, hubungan antara anggota keluarga, orangtua, kakak atau adik dan anggota keluarga lainnya.

Lingkungan sosial sekolah dimana anak bersekolah, bagaimana gurunya mengajar, bagaimana teman-teman sekelas dan proses belajar di sekolah tempat anak bersekolah. Tiga faktor lingkungan ini sangat memengaruhi Inteligensi anak sehingga sangat menentukan kemampuan anak dalam beradaptasi dan dalam perkembangan hidupnya pada masa mendatang.

Faktor lingkungan berperan sangat besar dan penting dalam menentukan tingkat kecerdasan seseorang atau seorang anak maka kecerdasan (Inteligensi) akan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan dimana seseorang atau seorang anak itu dilahirkan, tumbuh dan berkembang.

***

 

Bagikan :
Scroll to Top