Hari Ini 6 Oktober, Disahkan Adanya Lapangan Merdeka Medan

lapangan
Lapangan Merdeka Medan jadi foto kenangan

Oleh: Fadmin Malau

Hari ini 6 Oktober Lapangan Merdeka di Kota Medan, hancur. Tidak ada serumpun rumput pun dan Lapangan Merdeka Medan itu kini digali puluhan meter kedalamannya bak seperti membangun kolam renang atau tempat pembuangan air limbah seperti di lokasi pabrik.

Secara fakta hari ini 6 Oktober 2023 yang namanya Lapangan Merdeka Medan tidak ada. Tidak percaya datang saja ke Lapangan Merdeka Medan, pasti yang dilihat galian besar, tidak lagi seperti beberapa bulan lalu, apa lagi seperti masa lalu. Masa semasa pemerintahan penjajahan Belanda tidak ada lagi Lapangan Merdeka Medan itu.

Memang semasa pemerintahan penjajahan Belanda, Lapangan Merdeka Medan itu namanya Esplanade, bukan Lapangan Merdeka. Esplanade dijuluki “Taman Burung” karena memang banyak berbagai jenis burung mendarat dan terbang di lapangan itu, indah sekali.

Semasa pemerintahan penjajahan Jepang lapangan itu berganti nama menjadi Lapangan Fukuraido. Lantas ketika Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, di lapangan itu pada 6 Oktober 1945, Mr. Muhammad Hasan sebagai Gubernur Sumatra Timur mengumumkan kemerdekaan Republik Indonesia kepada seluruh masyarakat Kota Medan. Sejak itu jadilah nama lapangan itu menjadi Lapangan Merdeka Medan atau disahkan namanya menjadi Lapangan Merdeka Medan.

Setelah Indonesia merdeka Lapangan Merdeka tidak ada lagi berbagai jenis burung mendarat dan terbang di lapangan itu akan tetapi dahulu tahun 1970-an lapangan itu teduh dan sejuk.

Jalan jalan di sekeliling Lapangan Merdeka itu sangat teduh karena rimbunnya dedaunan Pohon Trambesi yang bibitnya didatangkan Belanda ke Indonesia, ditanam mengelilingi Lapangan Merdeka Medan. Begitu sejuk, indah dan nyaman bagi siapa saja yang melintasi jalan itu. Siapa pun senang berjalan kaki di sekeliling Lapangan Merdeka karena segar dan nyaman oleh pepohonan Trambesi sambil menatap kemegahan Gedung Kantor Balai Kota dan Gedung Bank Indonesia.

Baca Juga :  Shimao Akan Bayar Utang US$11,8 Miliar Selama 3-8 Tahun

Kenyamanan di kawasan Lapangan Merdeka Medan sudah hilang, berubah gersang sebab pohon-pohon Trambesi mengelilingi Lapangan Merdeka sudah tidak rimbun lagi daunnya, conopynya sudah tidak ada lagi dan sangat tua. Bangunan di sekeliling Lapangan Merdeka sudah banyak berubah.

Dahulu tahun 1970-an di jalan itu nyaris tidak ada debu yang berterbangan. Jalan yang mengelilingi Lapangan Merdeka itu sejuk dan ada pedagang penjual obat, ada tukang pangkas di bawah Pohon Trambesi dengan bangku papan bagi yang berpangkas. Jika petang dan pagi hari banyak anak-anak dan orang dewasa bermain bola di Lapangan Merdeka termasuk penulis kala itu masih kanak-kanak sebab persis di belakang bangunan Hotel Granada, penulis tinggal bersama orangtua sampai tahun 1970-an. Kemudian setelah tahun 1970-an bangunan hotel itu dihancurkan dan berdiri bangunan baru Bank Mandiri di Jalan Pulau Pinang tetapi kini bangunan Bank Mandiri itu kembali dihancurkan.

Lapangan Merdeka dikelilingi bangunan yang menyatu dengan Lapangan Merdeka. Artinya kehadiran bangunan membuat Lapangan Merdeka oleh Snuyf seorang Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia menjadikan kawasan itu sebagai menentukan “titik nol” kilometer Kota Medan. Sekeliling Lapangan Merdeka sangat indah dengan gedung-gedung antik maka pernah dijuluki dengan sebutan “Paris Van Sumatra” untuk Kota Medan.

Baca Juga :  Penyelidikan Kapal : Agen Sri Lanka Menghapus Email Penting

Sesungguhnya kawasan Lapangan Merdeka Medan dibangun Belanda sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Kota Medan pada waktu itu dan pada masa mendatang maka sekeliling Lapangan Merdeka Medan itu ditanami Pohon Trambesi. Sangat luas RTH yang dibangun Belanda dibandingkan dengan jumlah bangunan yang ada di sekeliling Lapangan Merdeka serta tidak dibebani dengan aktivitas bisnis tetapi hanya untuk perkantoran pemerintahan.

Aktivitas bisnis dibuat di kawasan Kesawan Jalan Perniagaan untuk beraktivitas niaga dan bisnis. Ternyata Belanda membuat perencanaan (planning) jauh ke depan karena RTH itu ditanami tanaman Pohon Trambesi yang merupakan tanaman tahunan berusia bisa ratusan tahun sangat baik menyerap karbon dioksida.

Pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia sangat peduli dengan lingkungan maka perencanaan pembangunan yang dilakukan Belanda dimulai dari menata lingkungan yang asri dengan memperhatikan RTH. Lapangan Merdeka sebagai pusat RTH Kota Medan sehingga warga Kota Medan bisa hidup sehat, bernafas lega.

Sistem pembanguan berwawasan lingkungan dengan memikirkan kehidupan orang yang ada di sekitarnya. Ruang publik (masyarakat) sangat baik, mulai dari tempat parkir, tempat pejalan kaki dengan tersedianya udara bersih bagi masyarakat yang berada di ruang publik itu.

Baca Juga :  FTS dan DNU, Dua Hari “Employee Gathering” di Pulau Tidung

Pembangunan Kota Medan yang ditata Belanda melihat posisi antar bangunan yang dibangun Belanda memiliki perencanaan yang sangat bagus, tidak asal bangun tetapi memiliki pemikiran masa depan. Hampir semua titik pembangunan Kota Medan ada lapangan rumput hijau yang terbuka luas. Kearah barat Lapangan Merdeka, ada Lapangan Benteng dan begitu banyak lapangan rumput hijau yang terbuka luas dibangun Belanda di Kota Medan yang kini lapangan rumput hijau itu semakin menyempit dan banyak yang sudah hilang, berdiri bangunan di atasnya.

Bila sekarang dikampanyekan pembangunan berwawasan lingkungan, ternyata era penjajahan Belanda tanpa ada kampanye pembangunan berwawasan lingkungan, Belanda telah melakukan pembangunan berwawasan lingungan yakni adanya kawasan Lapangan Merdeka Medan. Konsep pembangunan berwawasan lingkungan dilakukan Belanda sehingga semua lapisan masyarakat pada waktu itu merasakan fasilitas umum yang murah dan mudah diperoleh.

Perlu menjadi catatan bahwa hari ini 6 Oktober 2023 semua lapisan masyarakat Kota Medan tidak dapat lagi menikmati suasana kawasan Lapangan Merdeka yang katanya untuk publik.

Pada 6 Oktober 1945 adalah hari dinyatakan resmi menjadi Lapangan Merdeka Medan sejalan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia di lapangan itu dan disahkannya menjadi Lapangan Merdeka Medan, tetapi hari ini 6 Oktober 2023 tidak bisa disaksikan lagi. Entah untuk selamanya atau untuk beberapa waktu.

***

Bagikan :
Scroll to Top