Hari AIDS se-Dunia, Pendekatan Agama bagi Penderita

Hari AIDS se-Dunia
Hari AIDS se-Dunia

Catatan: Fadmin Malau

Alqu’an Surah Al-A’raf Ayat 80 yang artinya, “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”

Terus berulang pada setiap 1 Desember diperingari Hari Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Tahun 2023 ini juga diperingati yang ke-35 sebab sejarah peringatan hari AIDS dimulai tahun 1998 oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Sebelum terjangkit AIDS didahului menderita Human Immunodefiency Virus (HIV). Dikatakan positif terpapar penyakit HIV apa bila telah menyerang kekebalan tubuh. Hal itu bisa dilakukan tes HIV di rumah sakit. Siapa pun tidak ingin terjangkit AIDS atau terpapar HIV. Ketika terpapar HIV, penyesalan akan muncul dan kesedihan yang mendalam maka dari itu AIDS belum sepenuhnya masalah medis, masih juga masalah sosial kemasyarakatan. Pencegahan lebih utama dan pencegahan itu dilakukan dengan pola hidup sehat, pola hidup yang sesuai dengan norma norma adat dan ajaran agama.

Bagi yang terpapar HIV maka yang harus dilakukan memberikan semangat hidup, menghindari kesedihan berkepanjangan dan membangkitkan kepercayaan diri. Tidak menarik diri dari kehidupan sosial dan tidak menyembunyikan statusnya di masyarakat. Banyak Yayasan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang siap mendampingi para Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) untuk dibimbing dan dimotivasi hidupnya.

Baca Juga :  Sudah Puluhan Tahun PHK dari Perusahaan, JHT Masih Ada

Disamping menumbuhkan kepercayaan diri juga memberikan pengertian, penyuluhan terhadap mereka yang berstatus ODHA ketika hidup bermasyarakat. Bagi ODHA harus siap menerima kenyataan yang dihadapinya dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu agar bisa tetap hidup sehat dan normal seperti mereka yang tidak terkena HIV.

Human Immunoseficiency Virus (HIV) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 dihancurkan, kekebalan tubuh semakin lemah, sehingga rentan berbagai penyakit. Kehilangan kekebalan tubuh membuat sulit untuk mempertahankan hidup sebab kekebalan tubuh yang lebih akan mudah terserang penyakit dan bila terserang penyakit sulit untuk disembuhkan.

Mereka yang terpapar HIV menyesali hidup, menyesali apa yang dilakukannya selama ini dan secara psikologis mengganggu kejiwaannya sebab dihantui dengan orang terkena HIV dikatakan memiliki umur pendek. Anggapan orang terkena HIV dikatakan memiliki umur pendek harus dihilangkan sebab dari segi medis atau kesehatan tidak berhubungan langsung dengan umur seseorang. Masalah umur pendek atau panjang itu haknya Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga :  Heritage Direvitalisasi, Nilai Sejarah Gedung Harus Lestari

Untuk itu pendekatan agama sangat dibutuhkan, karena masalah umur adalah haknya Tuhan Yang Maha Esa. Manusia hanya berusaha untuk sehat dengan pola hidup sehat. Setelah itu dianjurkan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, meninggalkan perilaku buruk yang dapat merusak hidup.

Bagi terpapar HIV dan ODHA harus banyak diberikan pemahaman mengenai ajaran-ajaran agama. Tujuannya agar bertobat, mengubah pola hidup dengan menjauhi perilaku buruk, seperti seks bebas, gay, narkoba dan lainnya. Semua perilaku menyimpang tersebut sangat dilarang oleh semua agama, termasuk agama Islam.

Dalam ajaran agama Islam melarang umatnya berzina, karena zina salah satu dosa besar yang dapat merugikan pelakunya. Apa lagi, untuk para gay dan waria, Allah SWT sangat melaknat orang-orang yang berperilaku seksual dengan sesama jenis sebagaimana pernah dikisahkan pada kaum Nabi Luth dalam Alquran, Surah Al-A’raf ayat 80 dan Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Berdasarkan data ODHA itu menurut tipe penyakitnya yakni Lelaki Seks Lelaki (LSL),  pelanggan Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL), pelanggan Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL) dan pengguna narkoba suntik. Penderita HIV/AIDS lebih banyak berusia 25-49 tahun ke atas karena usia produktif rentan terkena virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut.

Baca Juga :  Jokowi: Cabut Izin Usaha Tambang Batu Bara Yang Langgar DMO

Penelitian yang dimuat dalam International Journal of Epidemiology mengungkapkan bahwa tingkat risiko penularan HIV lewat seks anal lebih besar 18 persen dari pada penetrasi vagina. Alasannya karena vagina memiliki banyak lapisan yang bisa menahan infeksi virus, sedangkan anus hanya memiliki satu lapisan tipis.

Virus HIV tidak bisa dilihat secara langsung oleh indera pengelihatan dan penderita HIV memiliki fisik sama seperti orang sehat lainnya maka sulit membedakan penderita HIV dengan yang tidak. Proses terpapar HIV harus diketahui semua orang agar bisa dihindari dan bagi yang sudah terpapar harus bisa membangkitkan hidup, tidak menyesali hidup secara terus menerus.

Untuk itu bagi ODHA perlu terus mendapat dukungan psikososial untuk meningkatkan kualitas hidup. Memberikan dukungan psikososial bagi ODHA akan membantu ODHA dalam memecahkan masalah biologis (kesehatan), psikologis dan masalah sosial. Hal itu karena sampai kini keberadaan ODHA masih dinilai negatif dengan stigma diskiriminasi terhadap penderita AIDS.

***

 

Bagikan :
Scroll to Top