Jakarta | EGINDO.co – Harga bubur kertas (Pulp) tinggi. Hal itu bukan karena harga pulp yang sesungguhnya tinggi akan tetapi disebabkan karena permintaan yang besar dari Tiongkok akan pulp. Kondisi itu direspon para emiten pulp dan kertas.
Sejumlah analis pasar modal menilai dan memperkirakan permintaan kertas budaya pada kuartal kedua tahun 2024 akan pulih karena perkiraan lonjakan permintaan di Tiongkok pasca Tahun Baru Imlek dimana pada kuartal pertama, jumlah hari kerja di Tiongkok menurun dibandingkan kuartal lainnya karena libur Tahun Baru Imlek yang merasionalisasi permintaan yang lebih rendah.
Kondisi harga pulp yang meninggi dinilai para analis karena permintaan di Tiongkok pasca Tahun Baru Imlek yang mana sebenarnya harga pulp yang cenderung menurun yang dipicu dengan masalah pengiriman ke di Eropa dan pembeli dari Tiongkok kemungkinan akan beralih dari membeli pulp Bleached Softwood Kraft (BSK) di Eropa kepada membeli Bleached Hardwood Kraft (BHK) dari Indonesia dan Brazil.
Kondisi tersebut direspon sejumlah emiten pulp dan kertas seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang semakin solid hingga akhir tahun 2024 dimana emiten kertas grup Sinarmas itu tidak hanya akan terangkat meningkatnya harga bubur kertas alias pulp, tetapi juga didukung permintaan yang pulih dari Tiongkok. Hal itu terlihat dari pendapatan INKP pada kuartal pertama melonjak sebesar 45,5% QoQ, terutama didorong oleh ekspansi margin pulp yang kuat.
Sementara itu, penguatan dolar AS menghasilkan tambahan keuntungan selisih nilai tukar sebesar US$ 40 juta dibandingkan US$ 5 juta pada kuartal IV-2023. Pada kuartal I-2024, realisasi harga Bleached Hardwood Kraft (BHK) global oleh produsen pulp naik sekitar 19% QoQ tetapi turun 24% YoY karena tingginya harga dasar pada kuartal I-2023 lalu. Tingginya harga pulp telah menyebabkan pendapatan segmen pulp INKP melonjak sebesar 32,5% QoQ, walaupun turun sebesar 22,7%YoY.
Sedangkan sejumlah analis juga melihat, harga pulp sebagai bahan baku kertas kemungkinan masih akan meningkat pada kuartal kedua 2024 dan segmen Pulp INKP mencatat margin tinggi diperkirakan akan mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi lagi di masa mendatang.
Disamping itu kinerja INKP sepanjang tahun 2024 sejalan dengan performa bisnisnya yang masih tergolong cukup volatile maka pendapatan dan laba bersih terpantau lemah secara tahunan, namun kuat secara kuartalan. Namun, pada tahun 2024, emiten industri kertas memiliki prospek pertumbuhan yang cukup menarik. Hal itu karena didorong oleh peningkatan permintaan kertas baik dari pasar domestik maupun internasional.
Bagi INKP sebuah peluang karena melakukan ekspansi pabrik yang tentu saja akan berdampak pada peningkatan volume produksi untuk masa mendatang maka dampak pemanfaatan pabrik baru itu baru bisa dirasakan dalam jangka panjang, tidak dalam waktu dekat atau dalam kurun waktu tahun 2024. Dampak pemanfaatan pabrik INKP baru tergolong cukup panjang dimana target perseroan akan memaksimalkan utilitas pada pabrik baru itu pada akhir tahun 2026 dengan 11 juta metrik ton per tahunnya.@
Bs/timEGINDO.co