Harga Minyak Sedikit Berubah, Mengobati Kerugian Minggu Lalu

Ilustrasi Penyulingan Minyak
Ilustrasi Penyulingan Minyak

Singapura | EGINDO.co – Harga minyak sedikit berubah pada awal perdagangan Asia pada hari Senin, setelah turun $2 per barel pada hari Jumat, karena meningkatnya pasokan di Amerika Serikat dan perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi mendinginkan optimisme atas pemulihan permintaan China.

Minyak mentah Brent turun 9 sen, atau 0,1 persen, menjadi $82,91 per barel pada 0051 GMT. Minyak mentah Intermediate West Texas AS untuk bulan Maret, yang berakhir pada hari Selasa, berada di $76,40 per barel, naik 6 sen. Kontrak April yang lebih aktif turun 9 sen menjadi $76,46.

Benchmark ditutup lebih rendah sekitar 4 persen minggu lalu setelah Amerika Serikat melaporkan persediaan minyak mentah dan bensin yang lebih tinggi.

Baca Juga :  Krisis Evergrande Banyak Kota Hantu Di China

Washington juga mengumumkan rencana untuk melepaskan 26 juta barel minyak mentah dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) yang dapat menyebabkan stok lebih tinggi di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak WTI, hingga Mei, kata analis Energy Aspects dalam sebuah catatan.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga yang dapat memperkuat dolar juga membatasi harga minyak. Greenback yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Tanda lain dari peningkatan pasokan, Kazakhstan akan memasok 100.000 ton minyak melalui pipa Druzhba Rusia ke Jerman pada bulan Maret untuk kilang PCK Schwedt.

Di Asia, investor mengincar keputusan People’s Bank of China pada suku bunga hipotek untuk mendukung pemulihan di sektor properti dan ekonominya, kata analis CMC Markets Tina Teng. China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.

Baca Juga :  Minyak Naik Setelah OPEC+ Pertahankan Pengurangan Produksi

Analis memperkirakan impor China mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2023 karena meningkatnya permintaan bahan bakar transportasi dan kilang baru mulai beroperasi.

China, bersama dengan India, telah menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia setelah embargo Uni Eropa.

Impor minyak India dari Rusia mencapai rekor 1,4 juta barel per hari pada Januari, data perdagangan menunjukkan.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top