New York | EGINDO.co – Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada hari Kamis setelah permintaan yang kuat untuk bahan bakar di AS melebihi kekhawatiran tentang kemungkinan produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia ini gagal membayar hutangnya.
Minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen, atau 0,34 persen, menjadi $76,67 per barel pada pukul 00.15 GMT. Minyak mentah berjangka AS naik 28 sen menjadi $72,84.
Data terbaru AS menunjukkan harga konsumen naik pada bulan April, meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi yang dapat memiliki efek mengurangi permintaan minyak. Kenaikan suku bunga global telah membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan para pedagang mengkhawatirkan resesi.
Namun, permintaan bahan bakar di AS menunjukkan tanda-tanda kekuatan.
Persediaan bensin AS turun 3,2 juta barel minggu lalu, jauh lebih banyak daripada 1,2 juta barel yang diperkirakan oleh para analis. Stok distilat juga menurun, data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan pada hari Rabu.
Permintaan bahan bakar jet AS naik ke level tertinggi sejak Desember 2019.
Sementara itu, pembicaraan rinci tentang kenaikan pagu utang pemerintah AS sebesar $31,4 triliun dimulai pada hari Rabu dengan Partai Republik terus bersikeras untuk melakukan pemotongan pengeluaran.
Kebuntuan ini telah mengguncang investor, membuat biaya asuransi eksposur utang pemerintah AS mencapai rekor tertinggi, karena Wall Street semakin khawatir akan risiko gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sumber : CNA/SL