New York | EGINDO.co – Harga minyak tergelincir pada awal perdagangan hari Rabu setelah data industri menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS, sementara investor menunggu data inflasi AS untuk bulan April yang dapat memberikan arahan untuk keputusan suku bunga Federal Reserve berikutnya.
Minyak mentah Brent turun 16 sen menjadi $77,28 per barel pada pukul 00.00 WIB, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 20 sen menjadi $73,51, memangkas kenaikan dari sesi sebelumnya.
Dalam sebuah tanda yang mungkin menunjukkan melemahnya permintaan, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Mei, sementara stok bensin naik 399.000 barel, American Petroleum Institute melaporkan pada hari Selasa menurut sumber-sumber pasar.
Data ini mematahkan ekspektasi delapan analis yang disurvei oleh Reuters untuk penurunan persediaan minyak mentah sebesar 900.000 barel dan penurunan 1,2 juta barel dalam stok bensin.
Data persediaan minyak dari pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.
Pada saat yang sama, pasar sedang menunggu angka-angka indeks harga konsumen (IHK) AS untuk bulan April yang akan dirilis pada hari Rabu.
Presiden Fed New York John Williams mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi jika diperlukan, meskipun bank sentral AS menurunkan panduan tentang perlunya kenaikan di masa depan.
Di Alberta, provinsi penghasil minyak utama Kanada, kebakaran hutan mereda pada hari Selasa berkat cuaca yang lebih dingin. Kebakaran hutan memaksa produsen minyak dan gas untuk menutup setidaknya 319.000 barel setara minyak per hari (boepd), atau 3,7 persen dari produksi negara tersebut.
Pasar juga memantau komentar Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen dari Partai Republik mengenai kenaikan pagu utang AS sebesar $31,4 triliun, yang dikhawatirkan akan terjadi gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Kongres tidak bertindak dalam tiga minggu.
Sumber : CNA/SL