Harga Minyak Datar Seiring Kunjungan Blinken Ke Timur Tengah

Ilustrasi Rig dengan kapal tanker
Ilustrasi Rig dengan kapal tanker

New York | EGINDO.co – Harga minyak sedikit tergerak pada awal perdagangan hari Selasa, karena pelaku pasar menilai kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah untuk membahas tawaran gencatan senjata di wilayah tersebut.

Blinken bertemu dengan penguasa de-facto Arab Saudi pada hari Senin. Warga Palestina berharap kunjungan ini akan mencapai gencatan senjata sebelum ancaman serangan Israel terhadap Rafah, sebuah kota perbatasan di mana sekitar setengah penduduk Jalur Gaza berlindung.

Tawaran gencatan senjata, yang disampaikan kepada Hamas pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir, menunggu jawaban dari kelompok militan yang mengatakan mereka menginginkan lebih banyak jaminan bahwa hal itu akan mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat bulan.

Baca Juga :  Saham Melayang, Minyak Merosot Di Tengah Kekhawatiran Resesi

Minyak mentah berjangka Brent turun 2 sen menjadi $77,97 per barel pada 00:01 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun tipis 3 sen menjadi $72,75. Kedua kontrak tersebut naik hampir 1 persen pada hari Senin, naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi.

Amerika Serikat melanjutkan kampanyenya melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang serangannya terhadap kapal pengapalan telah mengganggu rute perdagangan minyak global.

Di Rusia, dua drone Ukraina menyerang kilang minyak terbesar di selatan negara itu pada hari Sabtu, kata sebuah sumber di Kyiv kepada Reuters. Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan jangka panjang terhadap fasilitas minyak Rusia, yang telah mengurangi ekspor nafta Rusia, yang merupakan bahan baku petrokimia.

Baca Juga :  Minyak Tergelincir, Persediaan Minyak Mentah AS Meningkat

Pelaku pasar menunggu data industri yang akan dirilis pada hari Selasa mengenai stok minyak mentah AS. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,1 juta barel dalam sepekan hingga 2 Februari.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top