New York, | EGINDO.co – Harga minyak bervariasi pada penutupan perdagangan Selasa (3/3/2020) atau Indonesia Rabu (4/3/2020) pagi, setelah pemangkasan suku bunga bank sentral AS untuk melindungi ekonomi terbesar di dunia itu dari dampak virus corona yang mulai menyerang Amerika Serikat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April berakhir 0,43 dolar AS lebih tinggi menjadi 47,18 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 0,04 dolar AS menjadi menetap di 51,86 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Federal Reserve AS menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 50 basis poin menjadi 1,00 hingga 1,25 persen, karena wabah Covid-19 menimbulkan “risiko yang berevolusi” terhadap kegiatan ekonomi, bank sentral AS mengatakan pada Selasa (3/3/2020).
Dalam pengumuman yang mengejutkan, The Fed mengatakan bahwa “mengingat risiko-risiko ini dan dalam mendukung pencapaian pekerjaan maksimum dan tujuan stabilitas harga”, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pengaturan kebijakan Fed, memutuskan untuk memotong suku bunga acuan sebesar 0,5 poin persentase.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers bahwa sejak pertemuan FOMC Januari, penyebaran virus corona telah membawa tantangan dan risiko baru. “Besarnya dan seriusnya efek keseluruhan pada ekonomi AS tetap sangat tidak menentu dan situasinya tetap berubah-ubah,” kata Powell.
“Dengan latar belakang ini, Komite menilai bahwa risiko terhadap prospek AS telah berubah secara material,” katanya. “Sebagai tanggapan, kami telah melonggarkan sikap kebijakan moneter untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada ekonomi.”
Memperhatikan bahwa wabah akan membutuhkan respons “multi-sisi”, ketua Fed AS mengatakan kepada wartawan bahwa bank sentral tidak memiliki semua jawaban, mendesak para profesional kesehatan dan otoritas fiskal untuk mengambil langkah-langkah yang mereka anggap pantas.
“Tapi kami yakin tindakan kami akan memberikan dorongan berarti bagi ekonomi,” kata Powell. “Lebih khusus, itu akan mendukung kondisi keuangan yang akomodatif dan menghindari pengetatan kondisi keuangan yang dapat membebani aktivitas serta membantu meningkatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis.”
Harga minyak melonjak pada Senin (3/3) didorong harapan pengurangan produksi yang lebih dalam oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara mitra, setelah mengalami penurunan selama enam hari berturut-turut untuk kedua acuan minyak mentah, serta mencatat penurunan mingguan paling dalam sejak 2016.
Namun, Bank of America Global Research pada Senin (2/3) memangkas ekspektasi harga rata-rata harga minyak mentah Brent dan WTI pada 2020 masing-masing sebesar delapan dolar per barel menjadi 54 dolar AS per barel dan 49 dolar AS per barel.@
ap/an/TimEGINDO.co