Tokyo | EGINDO.co – Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada hari Rabu, pulih dari penurunan hari sebelumnya, karena prospek OPEC yang lebih kuat terhadap permintaan China membantu mengimbangi sentimen investor global yang bearish setelah kegagalan bank-bank AS baru-baru ini.
Minyak mentah berjangka Brent naik 62 sen, atau 0,8 persen, menjadi $78,07 per barel pada 0058 GMT. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 70 sen, atau 1,0 persen, menjadi $72,03 per barel. Pada hari Selasa, harga acuan turun lebih dari 4 persen ke level terendah tiga bulan.
“Pasar minyak telah bangkit kembali dengan sendirinya setelah penurunan tajam baru-baru ini,” kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd, menambahkan beberapa investor telah memanfaatkan penurunan tersebut untuk berburu harga murah.
“Peningkatan OPEC dalam prospek permintaan minyak China juga memberikan dukungan, meskipun para investor masih khawatir akan krisis keuangan setelah runtuhnya bank-bank AS baru-baru ini,” katanya, dengan mencatat bahwa apakah WTI dapat bertahan di atas $70 per barel sedang diawasi dengan ketat.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC pada hari Selasa lebih lanjut menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak China pada tahun 2023 karena pelonggaran pembatasan COVID-19 di negara tersebut, meskipun total permintaan global tetap stabil, mengutip potensi risiko penurunan untuk pertumbuhan dunia.
Kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank memicu kekhawatiran tentang risiko pada bank-bank lain yang diakibatkan oleh kenaikan suku bunga yang tajam dari Federal Reserve AS selama tahun lalu. Hal ini juga memicu spekulasi mengenai apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.
Pada hari Selasa, data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi, mendukung spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh The Fed pada pertemuan minggu depan.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Maret, sementara stok bahan bakar turun, menurut sumber-sumber pasar yang mengutip angka-angka dari American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Di sisi pasokan, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada Energy Intelligence dalam sebuah wawancara pada hari Selasa bahwa aliansi OPEC+ – OPEC dan produsen minyak sekutu termasuk Rusia – akan tetap berpegang pada pengurangan produksi yang disepakati pada bulan Oktober hingga akhir tahun.
Sumber : CNA/SL