Harga Emas, Tembus Rekor Tertinggi di Bursa Emas London

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Harga emas global diprediksi melanjutkan penguatan hari ini, setelah logam mulia di bursa emas London menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal di dalam grafik satu jam, harga emas berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek di sesi perdagangan Asia hari ini, selama harga bergerak dalam channel bullish dengan membidik resistance terdekat di US$2.084,30 sebelum menargetkan resistance yang lebih kuat US$2.090,33.

“Sentimen positif lainnya untuk harga emas di dalam grafik 1 jam juga terlihat dari pergerakan indikator MACD yang berada di zona bullish, di atas level 0.00,” tulis analis Monex, Kamis (28/12/2023).

Sementara itu, menurut London Bullion Market Association (LBMA), patokan harga emas London mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$2.069.40 per troy ounce pada lelang Rabu (27/12/2023) sore waktu setempat, melampaui rekor sebelumnya sebesar US$2.067.15 yang dicapai pada Agustus 2020.

Baca Juga :  Menkes: 155 Kabupaten Alami Peningkatan Kasus Varian Baru

“Saya rasa tidak ada demonstrasi yang lebih jelas mengenai peran emas sebagai penyimpan nilai selain antusiasme investor di seluruh dunia yang beralih ke logam saat terjadi gejolak ekonomi dan geopolitik baru-baru ini,” kata CEO LMBA Ruth Crowell, mengutip Reuters.

LBMA adalah badan perdagangan emas batangan terkemuka yang memberikan sertifikasi kepada perusahaan penyulingan emas, sehingga memungkinkan mereka mengakses pasar emas batangan di London, yang merupakan pasar terbesar di dunia. Harga emas LBMA adalah harga patokan global untuk emas yang dikirim di London.

Menurur LBMA, harga emas London membuka tahun ini pada 3 Januari di level US$1.835.05 dan sejak itu meningkat sebesar 12,7%. Sejak pergantian abad, harga emas telah meningkat lebih dari tujuh kali lipat.

Baca Juga :  Harga Emas Batang Antam: Stagnan Di Rp 914.000 per Gram

Adapun di pasar spot AS, harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu sebagai antisipasi penurunan suku bunga AS tahun depan.

Ketika emas bersinar, ekspektasi penurunan suku bunga justru menyeret dolar AS, yang melemah 0,51% terhadap enam mata uang utama ke level yang terakhir terlihat pada 27 Juli 2023.

“Jika The Fed memangkas suku bunganya karena inflasi sudah sangat rendah sehingga mereka tidak ingin kebijakannya diperketat secara tidak sengaja, maka itu mungkin skenario yang bagus,” kata Lou Brien, ahli strategi pasar di DRW Trading di Chicago.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top