Jakarta|EGINDO.co Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor baru setelah rilis data inflasi Amerika Serikat sejalan dengan perkiraan. Kenaikan ini semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Dikutip dari Reuters pada Kamis (12/12/2024), harga emas spot melonjak 0,9% menjadi US$2.717,29 per troy ounce. Angka ini mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yang sempat dicapai pada 31 Oktober lalu, yakni US$2.790,15 per troy ounce. Sentimen positif juga terlihat pada harga emas berjangka yang naik 1,4%.
Kenaikan harga emas ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga. Ketika suku bunga rendah, investor cenderung memilih emas sebagai aset lindung nilai karena harganya cenderung stabil atau bahkan naik saat terjadi ketidakpastian ekonomi.
Data inflasi Amerika Serikat yang dirilis baru-baru ini semakin menguatkan sinyal bahwa The Federal Reserve akan segera melonggarkan kebijakan moneternya. Hal ini tercermin dari kenaikan harga emas yang signifikan.
Harga emas spot pada Kamis (12/12/2024) naik 0,9% menjadi US$2.717,29 per troy ounce, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini terjadi setelah rilis data inflasi yang sesuai dengan perkiraan, meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada pertemuan mendatang.
Para pelaku pasar kini fokus menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya.
Prospek harga emas terlihat cerah seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve. Data inflasi Amerika Serikat yang dirilis baru-baru ini semakin memperkuat sentimen positif di pasar emas.
Harga emas spot pada Kamis (12/12/2024) berhasil menembus level US$2.717,29 per troy ounce, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Para analis memperkirakan harga emas masih memiliki potensi untuk terus naik dan bahkan bisa mencapai level US$3.000 per troy ounce pada akhir tahun 2025.
Sumber: Bisnis.com/Sn