Harga Emas Hari Ini, Tersengat Sinyal Dovish the Fed

ilustrasi emas
ilustrasi emas

Jakarta|EGINDO.co Harga emas hari ini, Rabu (11/10/2023) berpotensi melanjutkan penguatannya kendati ditutup melemah pada perdagangan kemarin karena investor mempertimbangkan prospek pengetatan moneter Bank Sentral AS telah mencapai puncaknya menyusul komentar dovish dari pejabat The Fed.

Harga emas turun sebanyak 0,5 persen pada akhir perdagangan Selasa (10/10/2023) waktu setempat setelah melesat 1,6 persen pada Senin (9/10/2023), karena permintaan aset safe haven melonjak akibat serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada akhir pekan lalu.

Beberapa aksi ambil untung mungkin menjadi penyebab penurunan harga pada Selasa.

“Selera risiko meningkat. Ada juga komponen teknis yang menyebabkan penurunan harga emas batangan. Sepertinya pasar tidak nyaman untuk menurunkannya dari level support sekitar US$1.811 per troy ounce,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global TD Securities, mengutip Bloomberg, Rabu (11/10/2023).

Logam mulia telah mendapat dukungan dalam beberapa hari terakhir dari perubahan pola pikir mengenai prospek suku bunga.

Baca Juga :  China Lockdown Kota Berpenduduk 4 Juta Karena Wabah Covid-19

Para pengambil kebijakan di AS bersatu dalam gagasan bahwa lonjakan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini, dapat menggantikan kenaikan tambahan suku bunga acuan mereka.

Suku bunga yang lebih tinggi umumnya berdampak negatif pada emas yang tidak berbunga.

“Sekarang tampaknya The Fed memberi sinyal bahwa puncak suku bunga mungkin akan terjadi, risiko geopolitik dan kondisi keuangan yang ketat menunjukkan bahwa The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga lagi tahun ini,” kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda. Menurut Moya, jika perekonomian kembali meningkat pada awal 2024, risiko pengetatan mungkin akan kembali terjadi, namun saat ini tampaknya emas sudah keluar dari zona bahaya.

“Kinerja logam mulia ini dalam jangka panjang akan bergantung pada apakah ada dampak ekonomi dan keuangan yang lebih buruk akibat krisis di Timur Tengah,” kata ahli strategi RBC Capital Markets LLC Christopher Louney dalam sebuah catatan.

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini, Tersengat Konflik Korsel-Korut

Bank Sentral pada bulan September menaikkan perkiraan dasar (base case) untuk emas dengan pandangan bahwa kebijakan moneter pada akhirnya akan berubah seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Di tengah kenaikan harga minyak, kami juga menyoroti potensi implikasi inflasi harga dan meningkatnya ketidakpastian terhadap The Fed dan juga emas. Mengingat prospek emas saat ini dan pergerakan risiko yang lebih tinggi, kami mungkin sudah melihat titik terendah secara kuartalan,” tulis analis RBC Capital.

Sementara itu, Monex Investindo Futures menyebutkan harga emas telah menjauh dari level rendah sembilan bulan dan telah mampu menembus level resistance psikologis satu jam sebanyak dua kali, pertama (1.833,18), dan kedua (1.855,14).

Baca Juga :  Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, Mumpung Dolar AS Lesu

“Alat bantu atau indikator zigzag juga memberikan konfirmasi akan adanya kenaikan dengan mem-breakout level tertinggi satu jam tersebut. Kondisi ini berpeluang membuka tren kenaikan terhadap harga emas masih akan berlanjut,” Papar Monex dalam riset hariannya, Rabu (11/10/2023).

Meskipun melandai, lanjut Monex, indikator MACD juga tetap memberikan konfirmasi akan adanya kenaikan lebih lanjut karena histogram tetap berada di wilayah positif, garis merah (MA) juga tetap berada di atas histogram, ini menandakan sinyal bullish yang tetap terjaga.

“Pada time frame yang lebih kecil, harga emas juga berpotensi tetap menguat hal ini ditandai dengan adanya level resistance kunci (1.854,21) yang ter-breakout dan diikuti dangan MACD yang bergerak di level positif.

Potensial target kenaikan harga berada di level 1.868,00,” papar monex.

Sumber: Bisnis.com/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top