Jakarta|EGINDO.co Harga emas global dibuka melemah pada perdagangan Senin pagi (4/8/2025), seiring meningkatnya spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akan segera memangkas suku bunga acuan. Tekanan ini muncul setelah data ketenagakerjaan AS dirilis di bawah ekspektasi, memperkuat sinyal perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Mengutip Bloomberg pada pukul 08.54 WIB, harga emas spot turun 0,35% menjadi US$3.351,73 per troy ounce. Namun, harga emas berjangka di bursa Comex justru menguat tipis 0,06% ke posisi US$3.401,90 per troy ounce. Sementara itu, indeks dolar Bloomberg cenderung bergerak mendatar. Komoditas logam mulia lainnya juga terkoreksi; harga perak susut 0,4%, dan palladium serta platinum turut melemah.
Pelemahan harga emas terjadi setelah sebelumnya melonjak 2,2% pada Jumat lalu, didorong sentimen negatif di pasar saham global. Emas sempat menyentuh level US$3.360 per troy ounce di tengah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS.
Faktor utama pemicu lonjakan harga tersebut berasal dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menyebutkan hanya terjadi penambahan 73.000 pekerjaan sepanjang Juli—jauh di bawah ekspektasi pasar. Selain itu, data dua bulan sebelumnya juga direvisi turun hampir 260.000 pekerjaan. Situasi ini makin memanas setelah Presiden Donald Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS, memicu ketidakpastian lebih lanjut.
Menurut CNBC Indonesia (4/8/2025), para pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan semakin besar dalam waktu dekat. Imbal hasil obligasi AS turut menurun, memberikan ruang bagi penguatan aset lindung nilai seperti emas.
Bank Sentral Dunia Dukung Tren Naik Harga Emas
Kondisi ini juga turut memperkuat tren kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Sepanjang tahun berjalan, harga emas telah menguat lebih dari 25% akibat meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven), ditambah kekhawatiran geopolitik global dan kebijakan dagang agresif dari pemerintahan Trump.
Lembaga keuangan terkemuka seperti JPMorgan memperkirakan harga emas akan terus naik. Mengutip Reuters, bank tersebut memproyeksikan harga emas rata-rata akan mencapai US$3.675 per troy ounce pada kuartal IV/2025 dan berpotensi menembus US$4.000 pada kuartal II/2026. Adapun harga perak diperkirakan menyentuh US$39 per troy ounce di akhir tahun.
Tak hanya JPMorgan, Goldman Sachs juga merevisi naik proyeksi harga emas akhir 2025 menjadi US$3.700 dari sebelumnya US$3.300. Rentang harga diprediksi berada antara US$3.650 hingga US$3.950. Faktor pendukung utama adalah pembelian masif dari bank sentral dunia dan arus dana masuk ke produk ETF berbasis emas yang meningkat, seiring meningkatnya risiko resesi global.
Sumber: Bisnis.com/Sn