Harga Emas Dunia Menguat, Diprediksi Uji Level US$4.100 Didorong Gejolak Politik dan Ekonomi AS

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Harga emas global kembali melanjutkan reli penguatannya pada awal perdagangan Senin (13/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,49% atau 19,62 poin ke posisi US$4.037,41 per troy ounce, sementara kontrak berjangka emas Comex AS juga menguat 1,31% menuju US$4.053 per troy ounce.

Kenaikan harga logam mulia ini dinilai masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut. Analis memperkirakan harga emas dapat menguji resistance di kisaran US$4.059 per troy ounce, bahkan berpotensi menembus US$4.100 dalam pekan ini.

Pengamat komoditas dan mata uang, Ibrahim Assuaibi, menilai tren positif emas dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan politik di Amerika Serikat. Menurutnya, ancaman penutupan sementara (shutdown) pemerintahan AS berpotensi menekan pasar tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mendorong The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya.

“Jika aktivitas pemerintahan terganggu, maka tingkat pengangguran bisa meningkat dan hal ini membuat peluang penurunan suku bunga semakin terbuka,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Selain itu, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif impor 100% terhadap produk China turut memanaskan kembali ketegangan perdagangan global. Kenaikan harga barang-barang asal China di pasar domestik AS menambah tekanan terhadap inflasi dan memperdalam ketidakpastian ekonomi dunia.

Di sisi lain, Ibrahim menyoroti persoalan independensi The Fed setelah Trump memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook, pada Agustus lalu akibat dugaan manipulasi data kredit perumahan. “Dinamika politik di AS masih akan berlanjut, dan hal ini menjadi salah satu faktor ketidakpastian yang membuat investor beralih ke aset aman seperti emas,” tambahnya.

Menurut Ibrahim, permintaan emas dunia tetap tinggi, terutama dari bank sentral berbagai negara yang memperkuat cadangan devisa mereka dengan emas di tengah pelemahan ekonomi global. “Sementara pasokannya terbatas, inilah yang membuat harga emas terus mendaki,” ujarnya.

Sementara itu, laporan Reuters menyebutkan, pembelian emas oleh bank sentral di Asia dan Timur Tengah terus meningkat dalam dua bulan terakhir, dengan Tiongkok dan Turki menjadi pembeli terbesar. Kondisi ini memperkuat momentum bullish bagi harga emas di pasar global.

Dari sisi lain, CNBC International mencatat bahwa pelemahan dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed juga menambah daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai. Investor kini lebih berhati-hati menghadapi ketidakpastian kebijakan fiskal dan geopolitik yang berkembang di Amerika Serikat.

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, harga emas dunia berpotensi tetap berada dalam tren naik hingga akhir pekan ini, dengan kisaran pergerakan support US$3.936 dan resistance US$4.100 per troy ounce.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top