Jakarta | EGINDO.com – Kementerian Dalam Negeri mengimbau kepada seluruh pemerintah untuk memasifkan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Upaya ini dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras yang sudah menjauhi harga eceran tertinggi (HET).
Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir mengakui saat ini harga beras di pasaran masih tinggi. Menurutnya upaya percepatan distribusi beras SPHP perlu dilakukan. “Dari Bulog tidak bisa bekerja sendiri, Bapak Ibu Pemda segera masifkan, bantu masifkan beras SPHP agar harganya turun,” ujarnya dalam rakor pengendalian inflasi, Rabu (20/8/2025) lalu.
Tomsi mengaku heran harga beras di pasar masih naik padahal distribusi beras SPHP terus dilakukan. Pada tahun-tahun sebelumnya, kata Tomsi, kenaikan harga beras bisa di redam dalam waktu hanya dua minggu melalui penyaluran beras SPHP. “Ini sudah satu bulan operasi pasar boro-boro turun, naik iya,” ungkap Tomsi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Rini Andrida melaporkan realisasi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan mencapai 38.811 ton atau baru mencapai 2,94% dari target pemerintah sebesar 1,3 juta ton. “Perkembangan rata-rata berfluktuasi, tertinggi kami pernah salurkan 5.100 ton, dan rata rata sudah 1.000 lebih karena dalam satu bulan ini sudah 38.811 ton,” kata Rini.
Rini mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan percepatan penyaluran beras SPHP. Apalagi saat ini harga beras di pasar telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Rini mengklaim telah berupaya memenuhi seluruh saluran. Pihaknya juga bekerja sama dengan TNI/Polri, Pemerintah daerah hingga BUMN Pangan dalam distribusi beras operasi pasar ini. “Kami seluruh karyawan juga melakukan canvassing di seluruh pasar yang ada di wilayah kerja kami,” ujar Rini.@
Bs/timEGINDO.com