Panyabungan | EGINDO.com – Program Studu (Prodi) Manajemen Dakwah dan HMPS MD melaksanakan seminar internasional dengan thema Green Dakwah: Peran Dakwah Dalam Menjawab Krisis Iklim Global. Pemateri Muslihun Nasir Lc, MA Akademisi dari Universitas Malaya, Prof Dr. Ansari Yamamah MA Guru Besar dari UIN Sumatera Utara Medan, dan dari MUI Pusat Dr. Canra Kirana Jaya yang juga Dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegiatan seminar internasional dengan Ketua Panitia Seminar Susanti Hasibuan, MA dan Sekretaris Panitia Seminar Elismayanti MA mengatakan dilaksanakan Seminar Internasional dengan menggunakan fasilitas zoom meeting, pada Rabu pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Ketua Prodi Manajemen Dakwah STAIN Madina Dr. Datuk Imam Marzuki, M.A, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seminar internasional hasil dari diskusi teman-teman prodi, yaitu untuk menjawab tantangan global defenisi Dakwah bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
Menurut Datuk harus dilihat dari perspektif yang lebih luas. “Kata Dakwah dalam QS. Annahl: 125 mengajak kejalan Rabb dengan “Hikmah”, defenisi ini bisa menjadi luas, bisa dengan kebijaksanaan dan bisa juga Kebijakan. Maka sedari dini kita sebagai pemimpin untuk mengelola bumi untuk terus merawatnya. Selanjutnya, Kepedulian terhadap lingkungan hidup dalam konteks Teoekologi Islam,” kata Dr. Datuk Imam Marzuki, M.A menjelaskan.
Ditambahkannya, Menteri Agama juga telah menerapkan hal tersebut bagi para PPPK yang lulus tahun 2024 lalu dimana masing-masing dari peserta yang lulus PPPK menanam pohon di sekitaran kantor tempat mereka berkerja.

Sementera itu Ketua HMPS Manajemen Dakwah Khoirun Rambe, dalam sambutannya mengatakan kegiatan seminar internasional tersebut sangat baik karena bisa memberikan kontribusi untuk daerah Mandailing Natal.
“Yang daerah ini merupakan dikelilingi pegunungan. Banyak sumber daya alam, seperti biji emas dan lainnya. Diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah dan masyarakat agar mengelola tambang emas dengan cara berahlak kepada lingkungan. Gunanya untuk menghindari bencana akibat tidak merawat lingkungan,” kata Rambe menegaskan.
Sedangkan Pemateri Prof Dr. Ansari Yamamah membawa thema, Tanggung Jawab Ilmiah Dan Spiritual: Dakwah Ecotheology Sebagai Solusi Kriris Lingkungan di Indonesia. Perusakan area lingkungan alam yang luas akibat aktivitas manusia.
“Ekosida adalah perusakan atau kerusakan lingkungan yang meluas akibat tindakan manusia, seringkali dengan kesadaran bahwa tindakan tersebut akan menyebabkan kerusakan serius, meluas, atau berkelanjutan. Definisi ini menekankan perusakan ekosistem secara masif dan sistematis, yang berdampak pada fungsi ekologis, sosial, dan budaya,” kata Ansari Yamamah.
Merujuk pada metode produksi yang ramah lingkungan atau berkelanjutan yang meminimalkan dampak lingkungan dan mendorong keberlanjutan. “Ini mencakup keseluruhan proses produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga manufaktur dan distribusi, dengan fokus pada pengurangan limbah, polusi, dan konsumsi sumber daya. Selanjutnya ada 4 Prinsip Ecoproduction. Pertama, Penggunaan Sumber Daya Yang Efisien, kedua, Minimisasi Dampak Lingkungan, ketiga, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, keempat Keterlibatan Masyarakat,” katanya.
Selanjutnya pemateri dari Malaya, Muslihun Nasir Lc, MA menyampaikan perbandingan kepedulian lingkungan masyarakat Indonesia dengan Malaysia. Diambilnya contoh masyarakat Malaysia menjaga kebersihan sungai hingga bisa terlihat indah dipandang mata. Diakuinya ketika berkunjung ke Kota Medan melihat sungainya yang menghitam seakan tidak terawat dan dijaga oleh masyarakat dan pemimpin daerah tersebut. “Ini juga bukti bahwa Dakwah hanya sekedar billisan tidak menyentuh yang namanya kepedulian lingkungan atau Green Dakwah,” kata Muslihun Nasir Lc, MA menegaskan.
Begitu juga Dr, Canra Jaya Kirana MA, menyampaikan thema Green Collabs adalah acara kolaboratif yang berfokus pada keberlanjutan dan ekonomi hijau. Katanya kebijakan ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan plastik, mengelola sampah, dan memanfaatkan energi bersih. Pendidikan lingkungan juga terintegrasi ke dalam kurikulum dan penelitian.
“Gaya hidup ramah lingkungan selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan tanggungjawab untuk melindungi alam, menghindari pemborosan dan menerapkan kesederhanaan. Dengan meminimalkan limbah, menghemat energi, dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana, kita berkontribusi pada pelestarian lingkungan sekaligus menjunjung tinggi kehidupan yang dipandu oleh prinsip-prinsip yang bermakna dan positif,” kata Canra Jaya Kirana.@
Rel/fd/timEGINDO.com