Oleh: Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec.,M.Si
Danau Toba bukan hanya keindahan alam semata. Di balik panorama kaldera raksasa ini, tersimpan potensi besar untuk menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Melalui statusnya sebagai UNESCO Global Geopark, kawasan Toba menyimpan peluang besar dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs), khususnya SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Namun, peluang ini tidak akan berarti tanpa pengelolaan yang serius dan menyeluruh. Pengembangan Toba sebagai kawasan geowisata dan produsen geoproduk khas harus benar-benar melibatkan masyarakat lokal, pemerintah, dan para pelaku wisata.
Geowisata: Menyentuh Alam, Mendorong Ekonomi
Geowisata adalah bentuk pariwisata yang mengedepankan keunikan geologi dan budaya lokal. Di Toba, ini bisa dilihat dari berbagai titik atau geosite, seperti Sipinsur, Huta Ginjang, Bakara, hingga Pusuk Buhit. Di tempat-tempat ini, pengunjung bukan hanya menikmati pemandangan, tetapi juga belajar tentang sejarah letusan supervulkanik, budaya Batak, dan kehidupan masyarakat lokal. Potensi seperti ini membuka peluang kerja bagi pemandu lokal, pengelola homestay, penjual kuliner tradisional, dan pelaku UMKM lainnya. Namun, semua ini hanya akan berhasil jika masyarakat benar-benar dilibatkan. Mereka perlu mendapatkan pelatihan sebagai pemandu wisata, akses promosi digital, serta dukungan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Pemerintah daerah dan pengelola Geopark Toba memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses ini.
Geoproduk: Dari Tanah Vulkanik Menjadi Nilai Ekonomi
Geoproduk adalah produk khas daerah yang menggambarkan kekayaan alam dan budaya suatu wilayah. Di kawasan Toba, produk seperti kopi Lintong, andaliman, ulos, ukiran batuan vulkanik, kacang rondam, hingga kerajinan dari kayu lokal bisa menjadi ikon geoproduk.
Sayangnya, banyak dari produk ini belum dikemas dan dipromosikan dengan baik. Belum ada sistem distribusi dan branding terpadu yang bisa mengangkat nama produk ini ke tingkat nasional atau bahkan ekspor. Padahal, jika dikelola dengan serius, geoproduk bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat di sekitar geosite. Langkah konkret seperti pendirian koperasi, pelatihan pemasaran digital, dan penguatan ekosistem UMKM perlu segera dilakukan.
Belajar dari Geopark Dunia
Sebagai perbandingan, Jeju Island Geopark di Korea Selatan telah berhasil mengembangkan wisata geologi sekaligus produk berbasis alam vulkanik, seperti kosmetik tanah vulkanik dan teh herbal lokal. Semua itu dibangun melalui kerja sama antara masyarakat, universitas, dan pemerintah lokal. Sementara itu, Arouca Geopark di Portugal mengembangkan jembatan gantung ekstrem dan wisata edukatif yang menjadi magnet wisatawan dunia. Komunitas lokal tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi justru pemain utama. Hal yang sama bisa terjadi di Toba jika sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan pengelola geopark diperkuat.
Rekomendasi untuk Penguatan Geopark Toba
Untuk memaksimalkan Pembngunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals SDG 8) di kawasan Toba, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan:
- Pelatihan SDM Lokal secara berkelanjutan, terutama dalam bidang pariwisata, hospitality, dan kewirausahaan.
- Penguatan kelembagaan ekonomi lokal, seperti koperasi wisata, komunitas UMKM, dan platform pemasaran digital.
- Pembangunan infrastruktur pendukung wisata, termasuk jalan, sanitasi, internet, dan pusat informasi geowisata.
- Promosi terpadu geoproduk khas geosite-geosite Toba, dengan branding yang kuat dan standar kualitas yang konsisten.
- Monitoring pencapaian Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG 8) secara berkala, dengan indikator yang jelas seperti peningkatan pendapatan masyarakat, jumlah pelaku UMKM, dan angka kunjungan wisata.
Status UNESCO Global Geopark bukan hanya simbol prestise, tetapi tanggung jawab besar. Pemerintah, masyarakat, dan pengelola Geopark Toba harus memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan ekonomi yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga adil dan berkelanjutan. Dengan memadukan keindahan alam, kearifan lokal, dan inovasi modern, Toba bisa menjadi contoh sukses geopark yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga mensejahterakan warganya. Jangan sampai kesempatan besar ini berlalu tanpa hasil.@
***
Penulis adalah Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia/Penggiat Lingkungan