Shanghai | EGINDO.co – Seorang gembala dielu-elukan sebagai pahlawan di Tiongkok setelah diketahui bahwa ia menyelamatkan enam pelari yang tertimpa musibah ultramaraton yang menewaskan 21 pesaing lainnya.
Zhu Keming menjadi trending di Weibo seperti Twitter pada hari Selasa (25 Mei), tiga hari setelah balapan gunung lintas negara 100 km di provinsi barat laut Gansu berubah mematikan dalam hujan yang membekukan, angin kencang dan hujan es.
Insiden itu memicu kemarahan dan duka cita di China, karena pertanyaan berputar-putar tentang mengapa penyelenggara tampaknya mengabaikan peringatan tentang cuaca ekstrem yang akan datang.
Zhu sedang menggembalakan dombanya pada hari Sabtu sekitar jam makan siang ketika angin bertiup kencang, hujan turun dan suhu turun, katanya kepada media pemerintah.
Dia mencari perlindungan di sebuah gua di mana dia telah menyimpan pakaian dan makanan untuk keadaan darurat, tetapi ketika berada di dalam dia melihat salah satu dari 172 peserta lomba dan memeriksa untuk melihat apa yang salah karena dia berdiri diam, tampaknya menderita kram.
Zhu mengantar pria itu kembali ke gua, memijat tangan dan kakinya yang membeku, menyalakan api, dan mengeringkan pakaiannya.
Empat pelari yang lebih tertekan berhasil masuk ke dalam gua dan memberi tahu penggembala bahwa yang lainnya terdampar di luar, beberapa tidak sadarkan diri.
Zhu pergi keluar sekali lagi dan, menantang hujan es dan suhu yang membekukan, mencapai seorang pelari yang tergeletak di tanah. Dia membawanya ke tempat penampungan dan membungkusnya dengan selimut, hampir pasti menyelamatkan nyawanya.
“Saya ingin mengatakan betapa bersyukurnya saya kepada orang yang menyelamatkan saya,” tulis pelari Zhang Xiaotao di Weibo.
“Tanpa dia, aku akan ditinggalkan di sana.”
Zhu telah dipuja di China karena tindakannya yang tidak mementingkan diri sendiri, tetapi gembala itu mengatakan kepada media pemerintah bahwa dia “hanyalah orang biasa yang melakukan hal yang sangat biasa”.
Zhu menyelamatkan tiga pria dan tiga wanita, tetapi menyesali bahwa dia tidak dapat berbuat lebih banyak untuk membantu orang lain yang dilaporkan meninggal karena hipotermia.
“Masih ada beberapa orang yang belum bisa diselamatkan,” ujarnya.
“Ada dua pria yang tidak bernyawa dan saya tidak bisa melakukan apa pun untuk mereka.
“Maafkan saya.”
Tragedi tersebut telah memberikan sorotan baru pada booming maraton dan industri lari di China, dengan pihak berwenang memerintahkan kompetisi olahraga untuk meningkatkan keselamatan.
Menurut Paper in Shanghai, lima lomba lari lintas alam, maraton atau lari lainnya telah dibatalkan dalam waktu singkat.
Sumber : CNA/SL