Muncul pertanyaan mengapa begitu banyak karyawan ingin pindah dari perusahaan tempat mereka bekerja. Ada apa? Alternatif yang muncul pertama, karena kesejahteraan yang diberikan perusahaan tidak sesuai harapan karyawan. Kedua, ada tawaran yang lebih baik dari perusahaan lain atau ketiga karena mental karyawan Indonesia senang berpindah perusahaan.
Dalam dunia kerja bagi pekerja kesejahteraan menjadi tujuan dan gaya atau cara mendapatkan kesejahteraan itu boleh berbeda pada setiap perusahaan. Tindakan pasti memiliki suatu tujuan dan tujuan pindah ke perusahaan lain karena ingin tingkat kesejahteraan lebih baik lagi.
Pindak kerja ke perusahaan lain bukan hal yang mudah buat banyak karyawan sebab dibutuhkan keberanian dan kemampuan diri yang lebih sehingga bisa pindah ke perusahaan lain dengan tujuan peningkatan kesejahteraan karena ada tawaran yang lebih baik dari perusahaan lain.
Pada sisi lain banyak karyawan tidak berani mencoba karena itu tidak mudah. Tidak dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saja oleh persahaan sudah sangat bagus. Soal kesejahteraan nanti dulu, jangan terlalu banyak menuntut karena tidak mudah mendapatkan pekerjaan sekarang ini.
Dunia kerja tidak sama dengan dunia pendidikan yang diterima ketika sekolah dan kuliah yang ditanamkan dengan bekerja keras akan mendapatkan nilai setimpal. Impian ini tidak menjadi kenyataan ketika memasuki dunia kerja. Gaya hidup, budaya dan kultur perusahaan berbeda dalam melihat dunia pendidikan.
Berbagai gaya hidup dalam dunia kerja mewarnai para pekerja, mulai dari penampilan sampai kepada “menjilat” atasan untuk mendapatkan promosi jabatan. Kemampuan, skill terkadang pada posisi kedua, ketika atau kurang diperhatikan sehingga muncul hasil yang menilai mengapa kesempatan yang ada itu diberikan kepada orang yang tidak tepat.
Fenomena dalam dunia kerja seperti ini sulit diprediksi karena karyawan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) telah berganti istilah dengan Selamatkan Diri Masing-masing (SDM). Fenomena ini ada karyawan yang berani memberikan saran secara personal, menyampaikan saran kepada perusahaan, minimal kepada kepada atasannya. Namun, lebih banyak yang tidak berdaya dan larut dengan gaya hidup yang hidup dalam perusahaan itu. “Ikuti arus, jangan sampai tenggelam dengan arus,” kata yang paling aman dan nyaman untuk terus bertahan dalam satu perusahaan.
Bagi karyawan yang berani memberikan saran kepada perusahaan jika saran itu tidak mendapat tanggapan dan terus terjadi hal yang sama akan melahirkan gaya hidup bekerja prustasi. Gaya hidup ini membuat karyawan tidak nyaman dalam bekerja dan akhirnya pindah bekerja ke perusahaan lain, atau berhenti bekerja.
Gaya hidup pindah bekerja, banyak penyebabnya akan tetapi tujuan karyawan pekerja untuk mendapatkan kesejahteraan dalam arti luas. Berpikiran positif satu cara dalam hidup karyawan untuk mendapatkan kenyamanan bekerja. Namun, kenyamanan yang hakiki diperoleh ketika kondisi yang ada sejalan dengan pikiran yang positif.
Berpikiran positif harus dikedepankan sebab setelah berpikir positif maka kondisi yang sesungguhnya akan terlihat jelas. Gaya hidup berpikiran positif akan melahirkan hasil yang positif. Namun, ketika gaya hidup berpikiran positif telah dilakukan belum juga mendapatkan hasil yang positif maka pandang yang akan dipilih menjadi jelas.
Gaya hidup berpikiran positif akan melahirkan prestasi yang diuji dengan potensi dan berkolaborasi dengan kondisi. Konsep multidimensi ini akan memberikan pandangan yang positif dan memiliki perspektif. Pindah ke perusahaan lain menjadi mengejukkan bahwa gaya hidup pekerja (karyawan) sekarang ini semakin kritis, cerdas dan berkualitas.
Memang banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa banyak karyawan ingin pindah dari perusahaan tempat mereka bekerja. Latarbelakang kesejahteraan yang diberikan perusahaan tidak sesuai harapan karyawan, latarbelakang ada tawaran yang lebih baik dari perusahaan lain dan lainnya.
Bila saja gaya hidup berpikiran positif sudah dikedepankan maka rasional akan mengalah emosional dan kondisi yang sesungguhnya muncul. Gaya hidup pindah kerja tahun 2013 merupakan keputusan dan pilihan untuk memilih keputusan yang tidak menimbulkan penyesalan akan tetapi menghasilkan kebahagiaan dalam arti luas. Bukan saja financial akan tetapi juga kepuasan bathin dalam bekerja.
Gaya hidup pindak kerja harus dicermati sebagai kemajuan dalam gaya hidup pekerja yang tidak statis, akan tetapi dinamis. Gaya hidup pekerja (karyawan) yang penuh konpetensi untuk berkompetisi. Gaya hidup yang berani, percaya diri dan bukan penakut dan pesimis dalam hidup ini. (Fatimahhakki Salsabela M)
***