Medan | EGINDO.com – Dewan Pimpinan Pusat Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah – Sibolga (DPP Gabema Tapteng – Sibolga) mengajak Anjungan Sumatera Utara (Sumut) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menyelenggarakan kegiatan budaya pesisir (bahasa lokal: pasisi), yaitu Festival Pasisi, termasuk pergelaran busana batik pesisir.
“Kami membahas potensi kolaborasi program event Festival Pasisi di Anjungan Sumatera Utara Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur, pada Ahad 27 Juli 2025 lalu. Acara tersebut dijadwalkan untuk memperingati hari lahir Kota Sibolga tanggal 2 April dan hari lahir Provinsi Sumatera Utara tanggal 15 April sekaligus hari lahir TMII tanggal 20 April,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Antarlembaga DPP Gabema Tapteng – Sibolga, Ikhwan M Situmeang kepada EGINDO.com dalam siaran persnya.
Dijelaskan Ikhwan M Situmeang dalam kesempatan pertemuan itu Erwina Hasni Harahap Kepala Anjungan Sumatera Utara TMII menyambut baik ajakan dari DPP Gabema Tapteng – Sibolga yang mengusulkan Festival Pasisi sebagai agenda budaya Anjungan Sumatera Utara TMII tahun 2026.
Menurut Ikhwan M Situmeang pertemuan dengan Kepala Anjungan Sumatera Utara TMII Erwina Hasni Harahap turut mendampingi Mangaraja “Choky” Ade Pardede Wakil Bendahara Umum dan Erni Susi Ketua Yayasan Wastratama Nusantara itu diharapkan Festival Pasisi sebagai acara unggulan Sumatera Utara dalam Kharisma Event Nusantara (KEN), program tahunan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif.
“Festival Pasisi memiliki daya tarik wisata yang memperkaya destinasi Sumatera Utara yang mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain Festival Pasisi, kami juga membahas potensi kolaborasi program event Festival Batik 8 Etnis Sumatera Utara. Budaya pasisi merupakan identitas masyarakat pasisi Sumatera Utara di bagian barat yang mendiami Tapanuli Tengah – Sibolga. Budaya pasisi merujuk kepada praktik, tradisi, dan kesenian yang khas masyarakat di sepanjang pantai,” kata Ikhwan M Situmeang.
Dijelaskan merayakan budaya pasisi dimaksudkan sebagai tindakan menghargai, melestarikan, dan menikmati berbagai aspek budaya pesisir Tapanuli Tengah – Sibolga, baik tradisional maupun modern, melalui kegiatan festival. Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga memiliki garis pantai lebih 200 kilometer. Kedua wilayah sebagian besar di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil.
Fakta geografis itu mengandung potensi pengembangan pariwisata bahari. Sumatera Utara tidak hanya Danau Toba. Masyarakat Pasisi Tapanuli Tengah – Sibolga memiliki budaya yang unik. Kesenian Sikambang, misalnya, merupakan perpaduan musik, tari, lagu, dan pantun, sebagai bagian penting tradisi masyarakat pasisi. Kecuali sebelah barat yang berbatasan dengan Samudera Hindia, seluruh wilayah daratan Sibolga berbatasan dengan Tapanuli Tengah. Maka secara sosial dan budaya, Sibolga dan Tapanuli Tengah tidak terpisahkan. Bahkan secara tradisi, sering kali dianggap sama saja. Sibolga yang terdiri atas daratan pantai, lereng, dan pegunungan, hampir seluruh penduduknya bermukim di dataran pantai yang rendah.
“Festival Pasisi merupakan kesempatan mengenalkan potensi pariwisata bahari Tapanuli Tengah – Sibolga di level nasional. Festival Pasisi wujud komitmen masyarakat Tapanuli Tengah – Sibolga di rantau dalam melestarikan adat budaya pesisir,” kata Ikhwan M Situmeang menegaskan.@
Rel/fd/timEGINDO.com