Stresa, Italia | EGINDO.co – Komisaris ekonomi Uni Eropa mengatakan pembicaraan G7 di Italia pada hari Jumat (24 Mei) mungkin menghasilkan kesepakatan bulan depan mengenai pemanfaatan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan untuk membantu Ukraina.
Para menteri keuangan dari negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) telah membahas bagaimana mereka dapat menarik dana dari aset bank sentral Rusia yang diblokir sebesar 300 miliar euro (US$325 miliar).
Komisaris Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan perundingan di Stresa mencakup “bagaimana melanjutkan jalur” yang sudah diambil oleh 27 negara blok tersebut.
Pekan ini, UE secara resmi menyetujui rencana untuk menggunakan bunga dari aset-aset Rusia yang dibekukan oleh blok tersebut, sebuah langkah yang diharapkan akan menghasilkan hingga tiga miliar euro per tahun untuk membantu Ukraina.
Gagasan yang lebih ambisius yang sedang dibahas di G7, diusulkan oleh Amerika Serikat, melibatkan penciptaan fasilitas pinjaman sebesar US$50 miliar untuk Ukraina dibandingkan dengan bunga masa depan yang dihasilkan oleh aset-aset Rusia.
Gentiloni menyarankan bahwa diskusi akan dilanjutkan pada KTT G7 di Puglia bulan depan, namun menyebutkan “konvergensi positif sedang terjadi” di Stresa.
“Ada banyak rincian yang masih perlu diklarifikasi dan dieksplorasi, namun jalan ke depan dengan memanfaatkan keuntungan ekstra menurut saya merupakan arah yang menarik,” katanya kepada wartawan di sela-sela pembicaraan.
Dia menambahkan bahwa “dalam jangka menengah, hal ini mungkin mengarah pada kesepakatan” yang disetujui oleh para pemimpin G7.
Menteri Keuangan Italia, Giancarlo Giorgetti, juga mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok di Stresa sedang mengincar “dasar solusi untuk pertemuan puncak pertengahan Juni” di Puglia.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak rekan-rekannya pada hari Kamis untuk menerima “pilihan yang lebih ambisius” untuk mendanai Ukraina, dan mengatakan bahwa dia berharap para peserta Stresa dapat mencapai “pilihan nyata” yang akan dipresentasikan pada pertemuan puncak G7 pada 13-15 Juni.
Sumber : CNA/SL