Jakarta | EGINDO.co – Board Member Sinar Mas, Franky Widjaja melalui gelaran Sinar Mas Digital Day menegaskan bahwa Sinarmas selalu berupaya untuk mengedepankan inovasi dan kolaborasi. Terlebih saat ini perkembangan teknologi tengah bergerak sangat cepat sehingga melahirkan banyak digital opportunities.
Hal itu dikatakan Board Member Sinar Mas, Franky Widjaja dalam siaran pers Sinarmas yang dikutip EGINDO.co Rabu (5/7/2023) hari ini.
Menurutnya penting untuk memanfaatkan peluang ini sebagai wadah untuk tumbuh dan berkembang, khususnya bagi sektor UMKM. “Dengan digitalisasi kita bisa lebih inklusif kepada UMKM, sejalan dengan program UMKM naik kelas yang telah di-launching oleh Bapak Presiden Jokowi pada 3 Oktober 2022,” kata Franky Widjaja dalam Sinar Mas Digital Day bertema Melaju Bersama untuk Indonesia Maju pada Jumat (9/6/2023) di ICE BSD City, Tangerang Selatan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid menambahkan kemungkinan besar, transformasi digital bagi masa depan Indonesia lebih dari sekadar tren yang berlalu.
Ia pun memaparkan, data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada tahun 2025 menyatakan bahwa transformasi digital dapat menghasilkan nilai hingga 100 triliun dolar AS secara global untuk bisnis dan masyarakat. Untuk Indonesia, tambahnya, manfaat transformasi digital sudah terlihat jelas. Ekonomi digital Indonesia pun diperkirakan akan tumbuh menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025, seperti dilaporkan oleh Temasek, Google, dan Bain & Company.
“Kami juga mengakui komitmen teguh Sinar Mas yang tidak hanya beradaptasi dengan era digital, tetapi juga mendorong perubahan, khususnya dalam mendukung transformasi digital di segmen mikro, kecil, dan menengah atau UMKM melalui sistem kemitraan terpadu yang inklusif. Program bantuan ini dirancang dengan tujuan mengembangkan ekosistem inklusif dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam ekonomi digital, sehingga tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memupuk masyarakat yang seimbang yang diberdayakan oleh alat-alat digital,” ucapnya.
Melalui upaya yang signifikan ini, ia menegaskan bahwa langkah Sinarmas menjadi contoh kepemimpinan aktif dan semangat kolaboratif yang mendorong Indonesia menuju masa depan digital yang makmur. Menurut Kadin, transformasi digital merupakan kunci untuk membuka masa depan Indonesia, karena bisnis pada skala UMKM akan menjadi tulang punggung ekonomi dengan menyerap jutaan tenaga kerja, dan memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB.
“Oleh karena itu, transformasi digital bagi UMKM sangatlah penting. Peran kami sebagai sektor swasta adalah menciptakan lingkungan yang mendorong eksplorasi dan inovasi, memungkinkan bisnis-bisnis untuk menjelajahi lanskap digital dengan efektif. Namun, perjalanan menuju pemanfaatan transformasi digital secara penuh tidaklah mudah dan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti infrastruktur koneksi, peningkatan literasi digital, dan penyesuaian regulasi. Meskipun hal ini akan membukakan peluang bagi upaya bersama membangun infrastruktur digital yang kuat guna mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan memperjuangkan kebijakan yang mendorong inovasi digital,” tegasnya.
Lebih lanjut Chief Executive Officer (CEO) Smartfren Alim Gunadi menambahkan inisiasi Smartfren Business hadir untuk merangkul UMKM pada ranah digital melalui UMKM Bisa “Smartfren Business juga punya solusi untuk UMKM, membangun UMKM kita untuk digitalisasi karena tahun 2025 itu kita berkeinginan pertumbuhan ekonomi naik sekitar 25 persen. Kita melakukan gerakan UMKM Bisa. Bisa itu singkatan Bina Usaha, tapi tagline Bisa ini kan panjang, bisa bermakna semuanya, bisa naik kelas, bisa go digital, bisa dapat pendanaan, bisa tambah cuan dan bisa yang lain juga gitu ya,” ujarnya.
Alim Gunadi menambahkan, solusi yang diberikan Smartfren mencakup berbagai lini. Baik bekerjasama dengan KoinWorks untuk mendapatkan peer-to-peer lending, juga melakukan pembinaan digital menggunakan berbagai aplikasi yang memudahkan operasional UMKM. “Nah setelah mendapatkan pendanaan, mereka melakukan penjualan, solusi berikutnya ada POS untuk smart accounting, kemudian smart retail information system (SRIS) untuk bayar BPJS dan pajak penghasilan. Jadi yang tadinya manual menjadi digital,” terangnya.
Dengan bantuan melalui dua pola, yaitu pendampingan melekat dan pengawasan melekat, Alim berharap, kedepannya UMKM dapat naik kelas, berkembang hingga mampu masuk ke rantai pasok industri pasar.@
Rel/fd/timEGINDO.co