Jakarta | EGINDO.co    -Pengamat transportasi Budiyanto mengatakan Flyover dan Underpass serta simpang jalan lalin (lalu lintas) padat dan rawan kecelakaan. Penangan kemacetan memerlukan solusi yang tepat dan terintegrasi dari semua pihak.Tidak bisa kemacetan hanya ditangani dengan cara- cara parsial karena sama saja hanya akan memindahkan permasalahan lalu lintas itu sendiri, idealnya memang demikian namun sangat sulit untuk diterapkan di Kota – kota besar termasuk Jakarta, karena berbagai faktor yang melatar belakangi, antara lain :
Harga tanah yang tinggi, perkembangan kendaraan bermotor yang tidak terkendali dan faktor – faktor lainnya. Pembangunan Flyover dan underpass sebagai salah satu alternatif solusi untuk mereduksi kemacetan dan kecelakaan terutama di simpang padat lalin (lalu lintas) dan persimpangan sebidang dengan Rel KA. Cara inilah yang masih dapat dikembangkan atau dibangun mengingat pertimbangan tadi.
Pembangunan Flyover di Jakarta , sudah berjalan dan secara eksisting sudah ada,antara lain: Di simpang Senin, Simpang Cempaka putih, Pancoran , lenteng Agung dan Sudirman , Bintaro dan tempat lain. Namun melihat perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang tidak terkendali Flyover dan underpass yang ada belum mampu menjawab simpang – simpang yang sering mengalami macet atau padat lalin (lalu lintas) terutama pada jam- jam sibuk pada pagi maupun sore hari,ujar Budiyanto.
Perlu inventarisir simpang- simpang yang perlu dibangun Flyover dan Underpass pada simpang-simpang yang mengalami perubahan karakter lalu lintas yang sangat cepat dan mengalami over kapacity. Pengembangan jaringan jalan yang memungkinkan untuk di Kota Jakarta yang gampang dan cepat hanya Flyover dan Underpass.
Sangat sulit untuk membangun , melebarkan atau memanjangkan jalan karena keterbatasan lahan dan harga lahan sangat mahal. Hanya yang perlu diperhatikan
sebelum membangun Flyover dan Underpass perlu ada Analisis dampak lalu lintas sekurang – kurangnya memuat :
a.Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan.
b.Simulasi kerja lalu lintas dengan adanya pengembangan.
c.Rekom dan rencana implementasi penanganan dampak
d.Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangunan dalam penanganan dampak.
e.Rencana pemantuan dan evaluasi.
Flyover dan underpass sebagai salah satu alternatif untuk mereduksi padat lalu lintas di Simpang- Simpang mengingat untuk membangun jalan di Jakarta sangat keterbatasan lahan dan harganyapun mahal. Perkembangan mobilitas kendaraan di Jakarta sangat cepat dan luar biasa , perlu diinventaris kembali simpang – simpang yang mengalami perkembangan kepadatan yang cepat untuk direkom pembsngunan Flyover dan Underpass baru. Pembangunan infrastruktur harus memberikan manfaat untuk lalin itu sendiri sehingga setiap pembangunan infrastrutur baru harus disertai Amdal (Analisis Dampak Lingkungan),tutup Budiyanto.@Sn