Manila | EGINDO.co – Filipina menyatakan pada hari Senin (15 Desember) akan memprotes “pelecehan dan pemb endangeringan” yang dilakukan oleh penjaga pantai Tiongkok terhadap nelayan Filipina di perairan dangkal Laut Cina Selatan pekan lalu.
Tiga nelayan Filipina terluka dan dua kapal penangkap ikan rusak ketika kapal penjaga pantai Tiongkok menyemprotkan air dengan meriam air dan memotong tali jangkar mereka di dekat Sabina Shoal pada hari Jumat, kata penjaga pantai Manila pada akhir pekan.
Filipina menyatakan keprihatinannya atas tindakan penjaga pantai Tiongkok, dengan mengatakan bahwa penggunaan meriam air dan manuver berbahaya yang menyebabkan cedera dan kerusakan “tidak dapat dibenarkan”.
“Filipina akan melakukan tanggapan diplomatik yang tepat dan menyampaikan keberatan kerasnya terhadap tindakan ini dan menuntut agar Tiongkok menghentikan tindakan agresif tersebut,” kata dewan maritim Filipina dalam sebuah pernyataan.
Petugas pers kepresidenan Claire Castro mengatakan kepada wartawan bahwa Filipina akan mengajukan protes kepada kedutaan besar Tiongkok pada hari Senin, mengutip informasi dari menteri luar negeri.
Baik kementerian luar negeri Tiongkok maupun kedutaan besarnya di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pada hari Jumat, penjaga pantai Tiongkok mengatakan telah mengusir beberapa kapal Filipina dan mengambil “langkah-langkah pengendalian”.
Filipina mengatakan bahwa pernyataan Tiongkok tersebut “sangat mengkhawatirkan”.
“Kami menyerukan kepada CCG, khususnya, untuk bertindak secara bertanggung jawab, mematuhi standar perilaku internasional, dan mengutamakan keselamatan jiwa di laut di atas tindakan yang menabur ketakutan dan membahayakan warga sipil,” kata dewan tersebut.
Sekutu perjanjian, Amerika Serikat, juga mengutuk penggunaan meriam air oleh Tiongkok dan pemotongan tali jangkar nelayan Filipina.
“Kami berdiri bersama sekutu Filipina kami saat mereka menghadapi tindakan provokatif Tiongkok dan taktik yang semakin berbahaya terhadap negara-negara tetangganya, yang merusak stabilitas regional,” kata wakil juru bicara utama Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, dalam sebuah pernyataan.
Sabina Shoal, yang oleh Tiongkok disebut sebagai Karang Xianbin dan oleh Filipina sebagai Escoda Shoal, terletak di zona ekonomi eksklusif Filipina 150 km sebelah barat provinsi Palawan.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur perairan yang dilalui perdagangan tahunan senilai lebih dari US$3 triliun. Wilayah yang diklaim Beijing mencakup zona ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Sebuah pengadilan arbitrase internasional memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim luas Beijing tidak memiliki dasar hukum internasional, sebuah keputusan yang ditolak oleh China.
Sumber : CNA/SL