Kuala Lumpur | EGINDO.co – Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) akan membawa kasus kelayakan tujuh pemain kelahiran luar negeri untuk bermain bagi tim nasional ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), setelah badan sepak bola dunia FIFA menolak bandingnya.
FIFA telah memutuskan pada bulan September bahwa FAM dan para pemain menggunakan akta kelahiran kakek-nenek para pemain yang dipalsukan atau dipalsukan untuk mengamankan kelayakan mereka bermain bagi tim nasional.
Ketujuh pemain tersebut bermain dalam kemenangan 4-0 Malaysia atas Vietnam di kualifikasi Piala Asia AFC pada 10 Juni, dengan dua di antaranya masing-masing mencetak satu gol.
FAM mengajukan banding, yang diumumkan FIFA telah ditolak pada Senin malam (3 November).
Dalam sebuah pernyataan, FIFA mengonfirmasi sanksi yang sebelumnya dijatuhkan kepada FAM dan ketujuh pemain tersebut: Denda sebesar 350.000 franc Swiss (RM1,85 juta atau US$438.960) kepada FAM dan, bagi para pemain, denda masing-masing sebesar 2.000 franc Swiss serta larangan satu tahun di seluruh dunia dari semua aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola.
Ketujuh pemain tersebut adalah Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, dan Imanol Javier Machuca kelahiran Argentina; Gabriel Felipe Arrocha dan Jon Irazabal Iraurgui kelahiran Spanyol; Hector Alejandro Hevel Serrano kelahiran Belanda; dan Joao Vitor Brandao Figueiredo kelahiran Brasil.
FAM dan para pemain telah diberitahu tentang penolakan banding tersebut pada 3 November, kata FIFA.
“Mereka memiliki waktu 10 hari untuk meminta keputusan yang beralasan, dan setelah pemberitahuan ini, para pihak akan memiliki waktu 21 hari untuk kemungkinan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga.”
Pengadilan Arbitrase Olahraga (FAM) bersifat independen dari organisasi olahraga mana pun dan membantu memfasilitasi penyelesaian sengketa terkait olahraga melalui arbitrase atau mediasi. FAM berkantor pusat di Lausanne, Swiss.
Penjabat Presiden FAM, Mohd Yusoff Mahadi, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan menulis surat kepada FIFA untuk mendapatkan rincian lengkap mengenai keputusan banding tersebut sebelum mengambil langkah selanjutnya untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga.
“Ini adalah pertama kalinya FAM menghadapi situasi seperti ini, dan para pengacara serta manajemen kami sangat terkejut dengan keputusan ini,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
“Namun, FAM akan terus memperjuangkan hak-hak para pemain kami dan kepentingan sepak bola Malaysia di tingkat internasional,” ujarnya.
Setelah putusan FIFA pada bulan September, Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah telah mematuhi hukum dan memberikan kewarganegaraan kepada ketujuh pemain tersebut berdasarkan ketentuan dalam konstitusi Malaysia.
Ia mengatakan bahwa akta kelahiran kakek-nenek para pemain tidak diperlukan untuk naturalisasi.
Sementara itu, sebuah komite independen telah memulai penyelidikannya atas masalah ini, lapor media berita Malaysia, The Star.
Ketua komite, Md Raus Sharif, yang juga mantan Ketua Mahkamah Agung Malaysia, mengatakan penyelidikan dan laporan akan selesai dalam waktu enam minggu. FAM telah menugaskan komite tersebut untuk meninjau kasus tersebut dan mengajukan rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut.
“Komite akan menjalankan tugasnya secara independen dan dengan komitmen penuh untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam temuan mereka,” ujar Raus, yang ditunjuk pada 7 Oktober.
Sumber : CNA/SL