Medan | EGINDO.co – Flourising Buddhist Center Sumatera Utara (FBC Sumut) akan menggelar Dhamma Talk “Kebahagiaan Berbakti” Chau Tu dan Yen Kung. Dhamma Talk yang diisi wejangan oleh YM Passang Rinpoche ini diselenggarakan pada Sabtu, 2 September 2023 di Regale Convention Hall Medan.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Hausen Harlie bahwa kegiatan Dharma Talk tersebut dalam rangka perayaan tradisi Chit Guek Pua (lunar bulan 7 tanggal 15). Upacara Chau Tu dan Yen Kung merupakan upacara pelimpahan jasa, sebagai perwujudan cinta kasih kepada para leluhur, orang tua, dan almarhum keluarga yang sudah meninggal.
Ketua Panitia Hausen Harlie didampingi Wakil Ketua, Evan Subur, Sekretaris 1, Ivani Sutrisno dan Sekretaris 2, Micherris mengatakan acara Chau Tu dan Yen Kung akan dimulai pada pukul 18.00 WIB. Dan Dhamma Talk akan dipimpin langsung Guru Besar umat Buddha, YM. Passang Rinpoche.
Katanya untuk pertama kalinya semua panitia muda mudi berusia 15-25 tahun siap dan semangat menggelar event besar di Kota Medan. Hausen Harlie menegaskan dalam sutra mahayana bahwa pada bulan ke 7 tanggal 15 Y.M.Monggalana membuka pintu neraka untuk menyelamatkan ibunya dengan melakukan pelimpahan jasa dari memberikan makanan bagi para bikkhu Sangha. Para umat Buddha aliran Mahayana biasanya melakukan praktek chau tu pada bulan ke 7.
Sedangkan dalam ajaran Theravada adanya upacara Ulambana yaitu pada saat raja Bimbisara melakukan pelimpahan jasa tanpa konsentrasi dan melupakan para leluhurnya, di saat malam raja Bimbisara bermimpi buruk bahwa para arwah leluhurnya (bahkan ada yang sudah menjadi peta selama ribuan tahun) marah karena Tanpa pelimpahan jasa pada mereka maka para arwah tersebut tidak mendapat pahala baik untuk ikut berbahagia dan terlahir kembali ke alam yang lebih baik.
Dalam ajaran Theravada pelimpahan jasa untuk leluhur bisa dilakukan kapan saja tanpa adanya batasan waktu. Dalam ajaran Tantrayana upacara Ulambana atau Chautu dapat dilakukan kapan saja karena pemahaman dari chau tu adalah pelimpahan jasa perbuatan baik dari keturunan yang masih hidup (dengan melafalkan sutra atau mantra, ikut berdana untuk vihara, mendengarkan Dharma dan lainnya) maka para leluhur bisa ikut berbahagia dan terseberangkan ke tempat yang lebih baik.
Kemudian dalam Tantrayana diajarkan untuk selalu melakukan pelimpahan jasa karena ini pondasi yang sangat penting untuk latihan praktek Bodhicitta yang bisa membawa kita menuju jalan pencerahan.
Sementara, Penasihat FBC Sumut Fendy Agus Salim berharap, agar warga Kota Medan dapat hadir dan mensukseskan kegiatan Dharma Talk tersebut. Sebab, agama Buddha selalu mengajarkan untuk tetap berbakti kepada orang tua ataupun leluhur meskipun mereka sudah tiada.
Rel/fd/timEGINDO.co