Fakta Polusi Udara Di Indonesia Dan Protokol Kesehatannya

Dalam dua tahun terakhir (2021 - 2023) tren polusi udara di Jabodetabek melebihi batas aman WHO dan batas aman peraturan kualitas udara di Indonesia.
Dalam dua tahun terakhir (2021 - 2023) tren polusi udara di Jabodetabek melebihi batas aman WHO dan batas aman peraturan kualitas udara di Indonesia.

Jakarta|EGINDO.co Dalam dua tahun terakhir (2021 – 2023) tren polusi udara di Jabodetabek melebihi batas aman WHO dan batas aman peraturan kualitas udara di Indonesia.

Terjadi kenaikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di DKI Jakarta dalam enam bulan terakhir, yakni dari 50.000 menjadi 200.000.

Selain itu, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan pada periode yang sama (Januari – Juli) baik di Puskemas maupun Rumah Sakit.

Berikut adalah fakta-fakta terkait polusi udara.

Lima Penyakit Pernapasan Tertinggi di Dunia

Berdasarkan Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), Global Burden of Diseases 2019 and Injuries Collaborators, berikut adalah 5 penyakit pernapasan tertinggi di dunia:

Baca Juga :  Malaysia Alokasikan RM 741 Juta Tingkatkan Imigrasi Johor

1. Pneumonia: 6.300 per 100,000 penduduk

2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK): 209 per 100,000 penduduk

3. Asma: 477 per 100,000 penduduk

4. Tuberkulosis 109: 109 per 100,000 penduduk

5. Kanker paru: 29 per 100,000 penduduk

Kejadian Tertinggi di Indonesia

1. Pneumonia sebesar 5.900 kasus per 100.000 penduduk

2. Asma sebesar 504 kasus per 100.000 penduduk

3. PPOK sebesar 145 kasus per 100.000 penduduk

4. Kanker paru sebesar 18 kasus per 100.000 penduduk

Beban Pembiayaan Penyakit Pernapasan dalam Program JKN Tinggi

1. Pneumonia Rp 8,7 triliun

2. Tuberkulosis Rp 5,2 trilium

3. PPOK Rp 1,8 triliun

4. Asma Rp 1,4 triliun

Baca Juga :  Peluang Dan Tantangan Bursa Karbon Di Indonesia

5. Kanker paru Rp 766 miliar

Protokol Kesehatan saat Polusi Udara

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan protokol kesehatan 6M + 1 S untuk menghadapi kualitas udara yang buruk.

Protokol kesehatan tersebut yakni:

1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website

2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/tempat umum di saat polusi udara tinggi

3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan

4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok

5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi

6. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.

Sumber: Tribunnews.com/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top