Erdogan Dari Türkiye Siap Bertemu Dengan Biden Bulan Mei

Erdogan Siap Bertemu Dengan Biden
Erdogan Siap Bertemu Dengan Biden

Istanbul | EGINDO.co – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada 9 Mei, kata seorang pejabat Turki kepada AFP pada Jumat (29 Maret).

Ini akan menjadi pertemuan Gedung Putih pertama antara kedua pemimpin tersebut, yang terakhir kali bertemu di sela-sela KTT Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) di Lituania pada Juli lalu.

Kunjungan tersebut terjadi ketika dua sekutu NATO tersebut berusaha membangun kembali hubungan yang tegang akibat serentetan perselisihan termasuk tertundanya persetujuan Ankara atas aksesi Swedia ke dalam aliansi pimpinan Amerika tersebut.

“Saya pikir ini adalah perjalanan yang cukup signifikan. Erdogan kini telah memimpin Turki selama 21 tahun dan Biden adalah presiden pertama hingga saat ini yang tidak mengundangnya ke Gedung Putih,” Soner Cagaptay, direktur Program Turki di Washington Institute, kepada AFP.

“Merupakan suatu hal yang cukup besar bahwa Erdogan akhirnya mendapatkan undangan tepat sebelum masa jabatan Biden berakhir,” katanya.

Perlawanan Türkiye terhadap upaya Swedia untuk menjadi NATO setelah perang Rusia melawan Ukraina pada tahun 2022 adalah salah satu masalah yang mencuat dalam hubungan kedua negara, sebuah langkah yang juga mencerminkan sikap Erdogan yang lebih bernuansa terhadap Rusia.

Baca Juga :  AS Ingin Membahas Seruan Boikot Olimpiade Beijing

Türkiye mendapat keuntungan dari mempertahankan perdagangan dengan Moskow sekaligus memasok drone dan senjata penting lainnya kepada Ukraina.

Erdogan juga menjadi salah satu dari sedikit pemimpin Barat yang mengadakan pertemuan rutin dan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang awalnya diperkirakan akan mengunjungi Türkiye pada bulan Februari.

Ankara menolak untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia karena kekhawatiran yang muncul mengenai Türkiye yang menjadi rute transit barang-barang yang mendukung industri pertahanan Moskow pada masa perang.

“Kami tidak mempunyai niat untuk merugikan perdagangan sah antara Türkiye dan Rusia, namun kami sangat serius jika menyangkut perdagangan ilegal,” kata seorang diplomat Barat kepada AFP.

“Bermain Baik”

Pemerintahan Biden pada bulan Januari menyetujui pembelian pesawat tempur F-16 senilai US$23 miliar untuk Türkiye dengan cepat setelah negara tersebut meratifikasi upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO yang terhenti.

Baca Juga :  Minyak Turun Setelah AS Umumkan Rilis Cadangan Minyak Mentah

Türkiye akan mendapatkan 40 unit F-16 baru dan upgrade menjadi 79 jet di armada yang ada.

Washington tidak memberi lampu hijau pada transaksi tersebut sampai instrumen ratifikasi keanggotaan Swedia yang diajukan Türkiye tiba di Washington, kata seorang pejabat AS saat itu, menyoroti sifat sensitif dari negosiasi tersebut.

“Turki memainkan peran yang cukup baik dalam hal F-16 dan kesepakatan dengan Swedia serta memanfaatkan posisinya dalam aliansi tersebut,” kata Cagaptay.

Angkatan udara Türkiye yang menua akan mendapatkan keuntungan dari F-16 baru, seperti yang dialami oleh angkatan udara Turki yang menderita akibat dikeluarkannya Ankara dari program pesawat tempur gabungan F-35 yang dipimpin AS pada tahun 2019 karena keputusan Erdogan untuk memperoleh sistem pertahanan rudal canggih Rusia.

Erdogan telah menjadi salah satu pengkritik paling keras di dunia Muslim atas respons buruk Israel terhadap serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

Dia marah pada Washington atas dukungannya terhadap cara Israel melancarkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.

Baca Juga :  Frustrasi Dan Lelah Selama Pandemi, Banyak Pekerja AS Mogok

Pemimpin Turki itu membandingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler dan menuduh Amerika Serikat mensponsori “genosida” terhadap warga Palestina.

Dia juga menolak tekanan AS untuk menghentikan dugaan aliran dana ke Hamas melalui Türkiye, dan membela kelompok tersebut sebagai “pembebas” yang dipilih secara sah untuk memperjuangkan tanah mereka.

Erdogan bertemu dengan pendahulu Biden, Donald Trump, di Ruang Oval Gedung Putih pada tahun 2019.

Pada tahun 2017, perjalanannya ke Washington dirusak oleh bentrokan antara pengunjuk rasa yang menentang pemerintah pemimpin Turki dan anggota pasukan keamanan Erdogan.

Serangan itu terjadi tak lama setelah pertemuan resmi pertama Erdogan dengan Trump di Gedung Putih.

Kepala badan intelijen Turki Ibrahim Kalin dijadwalkan bertemu dengan anggota Dewan Perwakilan AS di ibu kota Ankara pada hari Jumat.

Media lokal melaporkan bahwa mereka akan membahas kunjungan Erdogan, perjuangan melawan ekstremis ISIS setelah serangan mematikan di Moskow, serta perang di Ukraina dan Gaza.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top