Jakarta|EGINDO.co Emas perhiasan dan rokok tercatat sebagai penyumbang utama inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia sepanjang tahun 2024. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pada Kamis (2/1/2024) mengungkapkan bahwa komponen inti menjadi faktor dominan penyebab inflasi pada tahun lalu. “Inflasi sebagian besar didorong oleh komponen inti, dengan kontribusi terbesar berasal dari emas perhiasan,” ujarnya.
Pudji menambahkan bahwa sepanjang Januari hingga Desember 2024, komoditas dari komponen harga bergejolak (volatile food) dan komponen inti lebih sering menyumbang inflasi bulanan. Emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) tercatat sebagai dua komoditas utama yang berkontribusi terhadap inflasi, dengan masing-masing memberikan kontribusi pada inflasi sebanyak 11 kali sepanjang tahun.
Secara rinci, emas perhiasan memberikan andil sebesar 0,35% year on year (YoY), sementara SKM menyumbang 0,13%. Kenaikan harga emas disebabkan oleh perkembangan harga emas di pasar internasional, yang berimbas pada kenaikan harga di tingkat konsumen di Indonesia. “Harga emas rata-rata pada 2024 mengalami kenaikan sebesar 22,88% dibandingkan dengan rata-rata harga emas pada 2023,” jelas Pudji.
Untuk rokok, penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada awal Januari 2024 yang berkisar antara 3% hingga 12% turut memengaruhi inflasi. Selain emas perhiasan dan SKM, komoditas minyak goreng dan beras juga tercatat memberikan kontribusi inflasi YoY terbesar berikutnya, yakni masing-masing sebesar 0,11% dan 0,1%. Meskipun demikian, kedua komoditas ini hanya muncul sebagai penyumbang inflasi sebanyak enam kali sepanjang tahun.
Sementara itu, komoditas lain seperti kopi bubuk, bawang merah, daging ayam ras, dan ikan ras lebih sering memberikan kontribusi terhadap inflasi, dengan frekuensi masing-masing mencapai tujuh kali sepanjang 2024. Secara keseluruhan, inflasi pada bulan Desember 2024 tercatat sebesar 0,44% secara bulanan (month-to-month/MtM) dan 1,57% secara tahunan (YoY).
Sumber: Bisnis.com/Sn