Jakarta|EGINDO.co Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya dinamika signifikan pada kinerja ekspor sejumlah komoditas unggulan nonmigas dalam periode Januari–Juli 2025. Sektor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, besi dan baja menunjukkan pertumbuhan yang solid, sementara ekspor batu bara justru menyusut drastis.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, ekspor CPO dan turunannya mencetak pertumbuhan berkelanjutan sebesar 32,92 %, melonjak dari US$ 10,55 miliar menjadi US$ 14,02 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan itu didorong oleh kenaikan volume sebesar 10,95 % (dari 12,29 juta ton menjadi 13,64 juta ton) dan melambungnya harga global menjadi US$ 1.042,72 per ton atau naik 20,68 %.
Sementara itu, ekspor besi dan baja juga mengalami kenaikan mengesankan, naik 10,29 % dari US$ 14,59 miliar menjadi US$ 16,09 miliar. Volume pengirimannya tumbuh 10,23 % menjadi 13,16 juta ton, meski nilai rata-rata per ton sedikit menyusut 0,14 % menjadi US$ 1.221,48.
Namun, batu bara menjadi komoditas yang mengalami tekanan berat. Nilai ekspornya terjun 21,74 % dari US$ 17,66 miliar menjadi US$ 13,82 miliar, seiring penurunan volume 6,96 % menjadi 214,71 juta ton dan penurunan harga rata-rata global 9,64 % menjadi US$ 64,37 per ton.
Secara keseluruhan, ketiga komoditas tersebut—CPO dan turunannya, besi dan baja, serta batu bara—berperan signifikan terhadap total ekspor nonmigas Indonesia, menyumbang 28,86 % sepanjang Januari–Juli 2025.
BPS juga mencatat bahwa ekspor nonmigas tumbuh 9,55 % dan menjadi motor surplus perdagangan nasional, yang selama 63 bulan berturut-turut terus mencetak kelebihan ekspor. Surplus hingga Juli 2025 tercatat mencapai US$ 23,65 miliar, dengan sumbangsih nonmigas mencapai US$ 34,06 miliar secara kumulatif.
Sumber: Bisnis.com/Sn