Jakarta | EGINDO.co – Perusahaan Listrik Negara (PLN) harusnya tidak terus menaikkan tarif listrik untuk rumah tangga dan itu bisa dilakukan bila PLN dikelola oleh orang-orang yang professional pada bidang kelistrikan, orang yang mengerti manajemen kelistrikan, orang yang kreatif dalam menekan ongkos produksi listrik
Hal itu dikatakan Dr. Rusli Tan, SH, MM seorang pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan kepada EGINDO.co Kamis (26/5/2022) di Jakarta menanggapi Perusahaan Listrik Negara (PLN) mau menaikkan tarif listrik lagi untuk 900 watt dan 1300 watt.
Menurutnya PLN mau menaikkan tarif listrik lagi untuk 900 watt dan 1300 watt yang umumnya dipergunakan oleh masyarakat rumah tangga dinilai sangat memberatkan masyarakat pada saat sekarang ini dimana pada masa ekonomi sulit.
“PLN tidak harus terus menaikkan tarif listrik bila PLN dikelola oleh orang-orang yang professional dibidang kelistrikan, bisa mengelola listrik yang baik. Kalau PLN rugi dan tariff listrik dinaikkan berarti pengelola PLN bukan orang yang professional dibidang kelistrikan,” kata Rusli Tan menegaskan.
Menurutnya, tidak ada pilihan lain selain agar PLN tidak terus rugi maka orang-orang di PLN harus diganti dengan yang professional. Pasalnya kata Rusli Tan bila dikelola oleh orang professional pasti tariff listrik tidak terus naik.
Dikatakannya, biaya produksi listrik bisa dibuat murah dengan bahan bakarnya pakai batubara, bukan pakai minyak, bukan pakai gas tetapi pakai batubara yang harganya lebih murah akan tetapi mengapa terus rugi dan menaikkan tarif listrik.
Menurut Rusli Tan, PLN harus mengelola produksi listrik murah, kreatif menekan ongkos produksi listrik dengan memakai bahan baku gambut, “Orang orang di PLN harus kreatif menekan ongkos produkis, pakai bahan baku gambut, or low calori. Coal or waste, sampah yang diproduksi industri maupun rumah tangga,” katanya menjelaskan.
Rusli Tan tidak setuju dengan hanya pandai menaikkan tariff listrik yang membebani masyarakat sebab PLN perusahaan negara, beda halnya jika perusahaan swasta. Dipertanyakannya, PLN yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya tidak boleh rugi karena perusahaan swasta saja bisa untung apa lagi BUMN yang milik negara. “BUMN itu tidak boleh rugi akan tetapi juga bukan mencari untung akan tetapi BUMN itu hadir untuk kesejahteraan rakyat,” kata Rusli Tan.
Untuk itu katanya, BUMN artinya harus dikelola oleh orang-orang yang professional pada bidangnya sehingga tidak merugi dan bukan mencari untung untuk kepentingan pribadi, kelompok dan golongan karena keuntungan BUMN itu buat rakyat. “Hal itu sesuai dengan tujuan BUMN itu sendiri, tidak mencari untung akan tetapi jangan sampai rugi dan targetnya mampu mensejahterakan rakyat,” kata Rusli Tan menjelaskan.
Rusli Tan sangat menyayangkan PLN yang terus rugi dan ujung-unjungnya menaikkan tarif listrik. “PLN naikkan tarif listrik, tidak pantas. Ini pemerintah sudah sangat lucu, semua BUMN pada rugi. Namun, kerugian itu akibat kebocoran yang terus terjadi di perusahaan plat merah itu.
Katanya, tarif listrik harusnya murah sehingga bisa membantu partumbuhan ekonomi rakyat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari tarif listrik sangat dominan dalam perekonomian maka PLN itu dikelola langsung oleh negara karena menyangkut hajat orang banyak dan memberikan dampak ekonomi yang kuat. “Nah, kalau negara yang mengelola maka tarif listrik harusnya murah. Semua perusahaan yang dikelola negara harusnya murah, kalau lebih mahal atau sama dengan perusahaan yang dikelola swasta bagus bubarkan saja BUMN sebab tidak sesuai dengan tujuan didirikannya BUMN,” kata Rusli Tan menegaskan.
Dinilainya menaikkan tarif listrik sama saja menambah beban rakyat, memberikan dampak pada roda perekonomian dimana biaya listrik yang tinggi membuat aktivitas ekonomi berjalan dengan biaya tinggi sehingga mengganggu roda perekonomian.@
Fd/TimEGINDO.co