Jakarta | EGINDO.com – Pengamat sosial, ekonomi kemasyarakatan Dr. Rusli Tan, SH, MM kepada EGINDO.com pada Selasa (1/7/2025) di Jakarta memberikan solusi dalam mengatasi tingkat pengangguran yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia dimana hingga bulan Juni 2025 ada sebanyak 30.000 PHK, banyak mengajukan tunjangan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi Januari-Juni 2025 itu diakui Kemnaker melalui Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri pada Konferensi Pers realiasi penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU), di Kantor Kemenaker, Jakarta.
Diakui Rusli Tan dirinya khawatir dengan semakin banyaknya pengangguran dan itu telah dirasakan dengan daya beli masyarakat semakin lemah, pengangguran diprediksi naik menjadi 5% pada tahun 2025. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia akan naik menjadi 5% pada 2025 dari 4,9% pada 2024. Dengan proyeksi ini, Indonesia berpotensi menempati posisi kedua tertinggi dalam tingkat pengangguran di Asia.
Untuk itu Rusli Tan meminta pemerintah jangan lagi belum sempat membuka lapangan kerja baru akan tetapi segera membuka lapangan kerja baru dengan memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia. “Setiap tantangan pasti ada peluang maka harus cerdas membaca peluang yang ada atau yang dimiliki,” katanya mengingatkan.
Rusli Tan mengatakan saat ini dunia membutuhkan banyak sekali batubara, tetapi untuk 5 tahun kedepan tidak banyak lagi dan menurun tajam karena Tiongkok sudah memutuskan menurunkan kebutuhan batubaranya menjadi 10 persen saja dan mempergunakan energy terbarukan. Dengan perubahan itu pemerintah harus fokus untuk mendorong secepatnya produksi batubara sebanyak banyaknya, diproduksi maksimal, seoptimal mungkin dan segera dijual atau eksport dan bila ada yang membeli segera dijual karena akan ada problem dimana akan muncul energy terbarukan dan orang tidak memakai batubara lagi. “Jangan ditahan tahan, jangan ikut teori jangan dijual nanti depositnya dan lain sebagainya tapi dari kondisi yang ada itu harus dijual segera,” katanya.
Pemerintah sudah waktunya membuka banyak kebun di Indonesia, mulai dari kebun kelapa sawit, kelapa hibrida dan perkebunan lainnya karena dunia akan banyak membutuhkannya seperti Tiongkok banyak membutuhkan kelapa hibrida. “Kita harus melihat apa kebutuhan pasar seperti apa yang dibutuhkan Tiongkok karena Tiongkok itu marketnya besar dengan penduduk satu miliar lebih dan juga untuk negara lainnya, jadi kita harus cepat menanam dengan teknologi bukan menanam secara alami seperti selama ini akan tetapi dengan system perkebunan,” kata Rusli Tan.
Rusli Tan mengingatkan bagi rakyat Indonesia yang terkena PHK karena untuk dunia industry pada masa mendatang masih suram dan bahkan sangat suram maka dari itu Pemerintah harus membuka kebun kebun atau mendorong terciptanya perkebunan di Indonesia. “Saya kira ini jalan satu satunya untuk menjawab besarnya pengangguran di Indonesia untuk sementara ini dan pemerintah juga harus memperbanyak sekolah sekolah pertanian karena kedepan nantinya masyarakat dunia membutuhkan pangan dengan pangan yang alami dari buah-buahan, sayuran dan lainnya,” katanya.
Untuk pemerintah harus segera memperhatikan kebutuhan dunia untuk mengantisipasi didalam negeri dengan memberdayakan potensi yang ada dimana Indonesia memiliki sumber daya alam yang baik yakni lahan luas dan tanah yang subur dimana daerah Indonesia. “Harus memperhatikan konsumsi dunia, kebutuhan pasar dunia itu yang harus kita jawab dan bila itu bisa kita jawab maka pengangguran di Indonesia bisa diminimalkan dan bahkan tidak ada pengangguran,” kata Rusli Tan optimis.@
Fd/timEGINDO.com