DPP APPBI: Rencana Kenaikan Tarif PPN, Baiknya Ditunda

Alphonzus Widjaya
Alphonzus Widjaya

Jakarta | EGINDO.co – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai rencana kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11% sebaiknya ditunda.

Hal itu dikatakan Ketua Umum DPP APPBI, Alphonzus Widjaja pada saat acara konfrensi pers kemarin di Jakarta dengan topik Strategi Pusat Perbelanjaan Menghadapi Ketidakpastian Global.

Menurut Alphonzus Widjaja, untuk mendorong sektor perdagangan dalam negeri maka tentunya sangat diperlukan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung peningkatan transaksi perdagangan. Rencana kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11% sebaiknya ditunda karena akan semakin mendorong kenaikan harga produk dan barang sehingga berpotensi semakin sulit dijangkau oleh masyarakat terutama kelas menengah bawah yang pada akhirnya akan semakin menekan sektor perdagangan dalam negeri yang mana sebenarnya diharapkan dapat mengatasi tekanan ataupun mengurangi tekanan akibat ketidakpastian global.

Baca Juga :  AS Tangkap 2 Warga Negara China Dalam Penipuan Kripto US$73 Juta

Dijelaskannya, ketidakpastian Global Perang antara Rusia dengan Ukraina mengakibatkan berbagai tekanan dalam perekonomian sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan dalam sektor perdagangan. Kenaikan harga produk dan barang menjadi salah satu ancaman utama dalam industri usaha ritel.

“Gangguan dalam rantai pasok ataupun rantai distribusi dan kenaikan biaya energi mengakibatkan bertambahnya biaya produksi yang dapat mengakibatkan kenaikan harga produk dan barang ditengah kondisi daya beli masyarakat yang masih belum pulih akibat pandemi yang telah memasuki tahun ketiga,” kata Alphonzus Widjaja.

Ditambahkannya, penanganan dan pengendalian Covid-19 varian Omicron yang sedang dilakukan saat ini adalah juga menjadi sangat penting dalam menyongsong bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang sudah sangat dekat.

Baca Juga :  Dirut INKP Raih The Best CEO In Forestry and Paper Products

“Dengan tingkat vaksinasi yang sudah semakin tinggi dan semakin merata di seluruh wilayah Indonesia maka sangat diharapkan penyebaran Covid-19 akan jauh lebih terkendali dibandingkan pada saat Idul Fitri tahun 2020 dan tahun 2021 yang lalu,” kata Alphonzus memberi perbandingan.

Pusat Perbelanjaan memperkirakan tingkat kunjungan pada saat menjelang dan pada saat Idul Fitri tahun 2022 ini akan meningkat sekitar 15% hingga 30% dibandingkan dengan tahun 2021 lalu. “Peningkatan tingkat kunjungan pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022 ini diharapkan juga dapat menyumbang peningkatan rata – rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan pada tahun 2022 menjadi sekitar 70% – 80% dibandingkan dengan pada saat sebelum pandemic,” katanya.

Baca Juga :  Ukraina Terima Rudal Harpoon Dan Howitzer

Dinilainya, Pusat Perbelanjaan masih optimis bahwa kinerja tahun 2022 akan lebih baik dari tahun – tahun sebelumnya dimana rata – rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan pada tahun 2020 adalah hanya 50% dan pada tahun 2021 adalah hanya 60% dibandingkan dengan pada saat sebelum pandemi.@

Fd/rel/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top