Dirut PTPN III Bahas Kerjasama dengan Basic International Investment Pte Ltd di China

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, melakukan kunjungan kerja ke China
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, melakukan kunjungan kerja ke China

Jakarta | EGINDO.com – Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, melakukan kunjungan kerja ke China untuk membahas potensi kerja sama strategis dengan Basic International Investment Pte Ltd. Pertemuan yang berlangsung pada Kamis, 9 Januari 2025 tersebut fokus pada rencana investasi bisnis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

Dalam siaran pers Holding PTPN III yang dilansir EGINDO.com pada Senin (13/1/2025) menyebutkan dalam kunjungan itu, Abdul Ghani disambut hangat oleh CEO sekaligus pemilik Basic International Investment Pte Ltd., Mr. Liu. Diskusi berlangsung dalam suasana cair dan produktif, mengingat kedua pihak memiliki kesamaan visi mengenai bisnis yang tidak hanya mengedepankan keuntungan, tetapi juga manfaat sosial yang luas.

Mr. Liu menyampaikan apresiasinya kepada PTPN atas dukungan yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan administrasi bisnis Basic International Investment Pte Ltd. di Indonesia. Ia menegaskan komitmennya untuk berkontribusi melalui investasi signifikan yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 7.000 tenaga kerja lokal. Menurut Mr. Liu, Indonesia, khususnya KEK Sei Mangkei, merupakan lokasi strategis untuk investasi di tengah ketidakpastian politik global.

Baca Juga :  Tabrak Lari Termasuk Dalam Pidana Kejahatan Lalu Lintas

Pihaknya berencana menambah satu pabrik sarung tangan berbahan dasar karet alami serta mendirikan lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) karet bekerja sama dengan lembaga penelitian dalam negeri seperti Riset Perkebunan Nusantara (RPN). “Tujuannya adalah meningkatkan kualitas, efisiensi, dan inovasi produk berbasis karet,” ujar Mr. Liu.

Abdul Ghani menyambut positif rencana Basic International Investment Pte Ltd. yang akan menambah investasinya di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga. “Rencana konversi lahan karet menjadi sawit atau tebu akan dikaji kembali sesuai kebutuhan bahan baku karet alami Basic International Investment Pte Ltd.,” jelasnya.

Abdul Ghani juga menegaskan bahwa investasi ini tidak hanya bermanfaat bagi PTPN sebagai korporasi, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar. “Dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, langkah ini sejalan dengan target pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%,” tambahnya.

Selain membahas investasi pabrik sarung tangan, diskusi juga mencakup potensi kerja sama pembangunan pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Pembangkit ini nantinya akan memasok kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei serta masyarakat sekitar, mendukung transformasi kawasan tersebut menjadi Kawasan Green Industry. Basic International Investment Pte Ltd. juga menyampaikan minat untuk mengembangkan bisnis di sektor pertanian dan peternakan sapi perah (Dairy Farm) guna mendukung Program Makan Bergizi Gratis pemerintah. Sebagai catatan, anak perusahaan Basic International Investment Pte Ltd., PT Basic International Sumatera (BASIC), yang bergerak di bidang manufaktur sarung tangan medis berbahan latex, telah merealisasikan investasi sebesar Rp659 miliar di KEK Sei Mangkei pada 2024.

Baca Juga :  Filipina-China Bangun Jalur Komunikasi Selesaikan Maritim

Proyek ini menjadi awal dari rencana investasi jangka panjang dengan nilai total Rp15 triliun (sekitar 925 juta dolar AS). Untuk tahap pertama, investasi sebesar Rp4,8 triliun (sekitar 296 juta dolar AS) akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun sejak Juli 2024. Kerja sama ini diharapkan menjadi momentum penting dalam pengembangan bisnis berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat lokal.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).

Baca Juga :  Korea Utara Lakukan Tes Mengembangkan Satelit Pengintai

Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).@

Rel/fd/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top