Tokyo | EGINDO.co – Diplomat mata uang utama Jepang pada hari Senin mengeluarkan peringatan terhadap pergerakan spekulatif di pasar valuta asing karena yen jatuh di bawah 149 per dolar.
“Kami akan memantau pergerakan pasar mata uang termasuk perdagangan spekulatif dengan rasa urgensi,” kata Atsushi Mimura kepada wartawan, menghidupkan kembali taktik peringatan lisan yang sering digunakan pendahulunya, Masato Kanda.
Mimura menolak berkomentar tentang situasi pasar saat ini secara spesifik.
Secara terpisah, Katsunobu Kato, menteri keuangan negara yang baru diangkat, mengatakan pemerintah akan memantau seberapa cepat pergerakan mata uang berpotensi berdampak pada ekonomi dan akan mengambil tindakan jika perlu.
“Pemerintah akan mempertimbangkan tindakan apa yang harus diambil sambil memantau dampaknya,” kata Kato dalam sebuah wawancara dengan sekelompok kecil wartawan pada hari Senin.
Yen terdepresiasi menjadi 149,10 terhadap dolar pada perdagangan awal hari Senin, yang merupakan nilai terlemah sejak 16 Agustus, setelah laporan pekerjaan AS yang sangat kuat untuk bulan September menyebabkan para pedagang mengurangi taruhan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Jepang terakhir kali melakukan intervensi pembelian yen pada akhir Juli untuk mendukung mata uangnya setelah jatuh ke level terendah dalam 38 tahun di bawah 161 per dolar.
Yen juga mengalami tekanan sejak perdana menteri baru Jepang Shigeru Ishiba mengejutkan pasar ketika ia mengatakan ekonomi belum siap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang merupakan perubahan yang jelas dari dukungannya sebelumnya terhadap Bank of Japan yang mengakhiri kebijakan moneter longgar selama beberapa dekade.
Dalam wawancara hari Senin, Kato mengatakan pemerintah akan menyerahkan langkah-langkah kebijakan khusus kepada Bank of Japan (BOJ), ketika ditanya apakah suku bunga kebijakan harus dipertahankan pada 0,25 persen.
“Pemerintah berharap BOJ akan berkomunikasi dengan pasar secara menyeluruh dan mengambil kebijakan yang tepat untuk mencapai target inflasi 2 persen secara stabil dan berkelanjutan,” katanya.
Pada bulan Maret, BOJ menaikkan suku bunga pertamanya dalam 17 tahun, dengan alasan laju kenaikan harga dan upah menunjukkan Jepang akhirnya berhasil melepaskan pola pikir deflasi yang mengakar. Bank sentral secara tak terduga menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juli, yang memicu guncangan di pasar domestik.
Sumber : CNA/SL