Dialog Menlu Iran-Putin: Pertemuan Sekutu Strategis

Menlu Iran Abbas Araghchi bertemu Putin
FILE PHOTO: Russian President Vladimir Putin and Iranian President Masoud Pezeshkian attend a documents signing ceremony in Moscow, Russia January 17, 2025. Menlu Iran Abbas Araghchi bertemu Putin

Moskow | EGINDO.co – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan mengadakan pembicaraan “penting” dengan sekutu utamanya Vladimir Putin pada hari Senin (23 Juni), 48 jam setelah serangan besar AS terhadap fasilitas nuklir utama Iran.

Moskow adalah pendukung utama Teheran, tetapi belum mendukung mitranya secara tegas sejak Israel melancarkan gelombang serangan pada tanggal 13 Juni, serangan yang memicu Iran untuk menanggapi dengan rudal dan pesawat nirawak.

Sementara Rusia mengutuk serangan Israel dan AS, Rusia belum menawarkan bantuan militer dan telah meremehkan kewajibannya berdasarkan perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani dengan Teheran beberapa bulan yang lalu.

“Dalam situasi berbahaya yang baru ini … konsultasi kami dengan Rusia tentu saja sangat penting,” media pemerintah Rusia melaporkan pernyataan Araghchi setelah mendarat di Moskow.

Kantor berita resmi IRNA melaporkan pada hari Minggu bahwa Araghchi akan “mengadakan konsultasi dengan presiden dan pejabat senior Rusia lainnya mengenai perkembangan regional dan internasional setelah agresi militer oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis terhadap Iran”.

Putin awalnya menyatakan dirinya sebagai mediator potensial antara Iran dan Israel, tetapi pada hari Jumat mengatakan bahwa ia hanya “menyarankan ide”, setelah Presiden AS Donald Trump menolak peran pemimpin Kremlin tersebut.

“Kami sama sekali tidak bermaksud bertindak sebagai mediator, kami hanya menyarankan ide,” kata Putin di sebuah forum ekonomi di Saint Petersburg.

“Jika ide-ide tersebut ternyata menarik bagi kedua belah pihak, kami akan senang,” tambahnya.

Kementerian luar negeri Rusia pada hari Sabtu mengutuk serangan AS sebagai “tidak bertanggung jawab”, setelah sebelumnya memperingatkan tentang intervensi militer.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top