Jakarta | EGINDO.com – Potensi sumber daya panas bumi yang luar biasa besar, kemampuan industri dalam negeri yang semakin mumpuni, dan kebijakan yang mendukung, Indonesia dapat menjadi pemain utama energi hijau dunia dengan mempercepat pengembangan panas bumi dalam agenda transisi energi nasional.
Gagasan ini disampaikan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) di REPNAS National Conference & Awarding Night 2024 di Jakarta, untuk menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung transisi energi bersih, kemandirian energi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Dalam paparannya di sesi Futurepreneur Talks 3: Incentives in Energy Transition to Drive 8% National Economic Growth, Direktur Utama PGE Julfi Hadi menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia sekitar 24 GW, namun baru sekitar 10% dari total potensi tersebut yang sudah dimanfaatkan. Selain sumber daya yang melimpah, panas bumi memiliki karakteristik sebagai energi hijau pemikul beban (base load) yang mampu menyediakan pasokan listrik yang stabil sehingga paling sesuai untuk menggantikan energi fosil.
“Panas bumi adalah kunci transisi energi nasional untuk mencapai target nol emisi (net zero) pada 2060 karena hanya panas bumi yang mampu memainkan peran sebagai base load hijau. Bila pengembangan panas bumi bisa dipercepat, Indonesia berpotensi menjadi raksasa energi hijau dunia. PGE memiliki visi untuk memosisikan Indonesia sebagai kekuatan besar energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi panas bumi yang kami miliki,” kata Julfi Hadi dalam siaran pers PGE yang dilansir EGINDO.com pada Rabu (16/10/2024).
REPNAS National Conference & Awarding Night 2024 dengan tema “Mengawal Keberlanjutan: Peran Strategis Pengusaha Muda dalam Transformasi Bangsa” diselenggarakan oleh Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dan individu yang berkontribusi signifikan dalam transisi energi bersih di Indonesia. Diisi sejumlah sesi diskusi panel yang membahas isu-isu strategis seputar energi terbarukan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi, acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor energi dan pemerintahan, antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang juga berperan sebagai Ketua Dewan Pembina REPNAS, Bahlil Lahadalia.
Sebagai pionir dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia, PGE memiliki peran sentral sebagai main engine dalam mempercepat pengembangan panas bumi di Tanah Air yang dapat memberi dampak besar kepada perekonomian nasional. Percepatan pengembangan energi panas bumi, sesuai peta jalan energi baru dan terbarukan nasional yang menargetkan kapasitas 10,5 GW pada 2035 dari kapasitas 2,6 GW saat ini, bisa menarik investasi USD17-18 miliar dengan kontribusi sampai USD22 miliar ke PDB dan menjadi daya ungkit dalam penciptaan sampai 1 juta lapangan kerja.
“Dampak penting percepatan pengembangan energi panas bumi adalah hilirisasinya dengan menarik investasi manufaktur pembangkit listrik panas bumi dan membuat Indonesia menjadi center of excellence panas bumi. Ditambah produk turunan panas bumi seperti hidrogen hijau, amonia hijau, dan silika hijau, percepatan pengembangan energi panas bumi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” kata Julfi Hadi.@
Rel/fd/timEGINDO.com