Jakarta | EGINDO.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong percepatan agenda dekarbonisasi di sektor industri. Kemenperin sedang menyusun peta jalan (roadmap) dengan menyasar sembilan sektor industri sebagai prioritas.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi mengungkapkan kesembilan sektor prioritas itu meliputi industri semen, industri pupuk, industri logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri kimia, industri otomotif, industri makanan dan minuman, serta industri kaca dan keramik.
Katanya sektor-sektor tersebut memiliki emisi Gas Rumah Kaca (GRK) tinggi, sehingga Kemenperin perlu menyiapkan langkah strategis. “Sebagai upaya nasional menuju net zero emission, Kemenperin telah menetapkan sembilan sektor industri prioritas yang menjadi fokus percepatan dekarbonisasi. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah mentransformasi sektor industri menjadi lebih hijau atau ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Andi dalam siaran persnya yang dilansir EGINDO.com pada Kamis (24/7/2025).
Kemenperin menargetkan net zero emission sektor industri dapat tercapai pada tahun 2050, atau lebih cepat 10 tahun dari target nasional. Kemenperin pun sedang menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk masing-masing sektor industri tersebut. Peta jalan tersebut mencakup panduan teknis, kebijakan pendukung, kebutuhan teknologi dan pendanaan, serta kolaborasi lintas sektor.
Andi menegaskan bahwa penyusunan peta jalan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Termasuk asosiasi industri, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga internasional, untuk memastikan strategi yang disusun realistis, terukur, dan berdampak nyata. Sebagai bagian dari upaya tersebut, BSKJI-Kemenperin pun menggelar Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS). Penyelenggaraan The 2nd AIGIS 2025 dijadwalkan pada 20–22 Agustus 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). AIGIS merupakan program strategis Kemenperin yang mengintegrasikan pendekatan kebijakan, teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi publik untuk mendorong percepatan transisi industri hijau di Indonesia.
AIGIS menjadi platform konsolidasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat untuk mencapai pembangunan industri rendah karbon yang kompetitif secara global.
Pada AIGIS 2025, Kemenperin akan menginisiasi pembentukan Green Industry Service Company (GISCO). Tujuannya, menjadi agregator yang menjembatani antara kebutuhan industri dengan kemudahan akses dalam mengadopsi teknologi rendah karbon dan pendanaan hijau.
“GISCO akan menjadi motor penggerak dekarbonisasi industri dalam negeri, terutama bagi pelaku usaha yang menghadapi kendala investasi dalam penerapan teknologi hijau. Dengan GISCO, kita akan mempercepat transformasi industri menuju dekarbonisasi yang lebih masif dan efektif, terutama bagi sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung industri dalam negeri,” kata Andi menjelaskan.@
Rel/fd/timEGINDO.com