Data Inflasi Diharapkan Menjadi Katalis Pergerakan IHSG

Ilustrasi. Suasana Bursa Edek Indonesia dimana terdapat galeri investasi yang dapat dikunjungi masyarakat umum.
Ilustrasi. Suasana Bursa Edek Indonesia dimana terdapat galeri investasi yang dapat dikunjungi masyarakat umum.

Jakarta|EGINDO.co IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 2,2 persen, ditutup pada level 7.527 pada perdagangan hari Senin. Penurunan ini didorong oleh aksi jual bersih investor asing yang mencapai Rp2,66 triliun. Saham-saham seperti BBRI, BBCA, BMRI, ADRO, dan PTBA menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

Meskipun demikian, terdapat potensi IHSG untuk mengalami rebound secara teknikal pada hari ini, seiring dengan penantian rilis data inflasi Indonesia yang diprediksi mengalami penurunan. Analis memperkirakan level support IHSG berada pada kisaran 7.450-7.490, sementara level resistensinya diprediksi antara 7.550-7.600.

Di pasar global, bursa saham menunjukkan penguatan. Indeks S&P 500 di Amerika Serikat mencetak rekor tertinggi dengan kenaikan 0,42 persen, didorong oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. Powell menegaskan bahwa The Fed tidak akan tergesa-gesa menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun terdapat peluang penurunan dua kali sebesar total 50 basis poin hingga akhir tahun, apabila kondisi ekonomi tetap sesuai harapan.

Baca Juga :  Minyak Naik Di Tengah Perselisihan Batas Harga Minyak Rusia

Selain itu, pasar global juga menantikan data tenaga kerja bulanan di AS, termasuk laporan klaim pengangguran, yang akan dirilis minggu ini. Di kawasan Asia-Pasifik, bursa saham mengalami lonjakan hingga 8 persen, sementara indeks di Jepang turun 4 persen. Sementara itu, di Tiongkok, data Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di angka 49,8, yang menunjukkan kontraksi. Namun, penjualan ritel negara tersebut pada Agustus 2024 tumbuh 2,8 persen secara tahunan, melampaui ekspektasi 2,3 persen.

Sumber: rri.co.d/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top