Darmin: Analisis PANS Desember Sektor Banking, Telco dan Small-cap Berpeluang Cuan

Darmin, S.E., MBA
Darmin, S.E., MBA

Medan | EGINDO.com – Portofolio tujuh saham pilihan pada November 2025, Panin Sekuritas (PANS) evaluasi Performance sampai akhir November 2025 (Priode 1 bulan) 4 saham berikan Cuan bulanan range 2.3% sampai dengan 11.9% dan 3 saham rugi dengan range 6.3% sampai dengan 10.1%, secara rata -rata masih memberikan Cuan naik 0.6% pada November 2025, kalah dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di November 2025 naik sebesar +4,2% dari bulan lalu (MoM).

Hal itu disebabkan oleh koreksi saham TAPG karena koreksi harga CPO secara bulanan serta saham BBRI karena kekhawatiran NPL (kredit bermasalah) yang masih tinggi di segmen UMKM.

“Secara geometric sejak awal tahun, performa PANS masih mampu mengalahkan IHSG, dimana saham pilihan PANS berikan Cuan +49,4% sedangkan IHSG naik sebesar +20,9%. Untuk periode Desember 2025, kami merekomendasikan saham yang peluang Cuan sebagai berikut; BBRI, WIFI, BUMI, TINS, MAPA, BBYB, GOTO,” ungkap Business Development PANS Cabang Medan, Darmin, S.E., MBA, pada Senin 1 Desember 2025.

Diungkapkan peraih Rekor MURI sebagai orang pertama di Indonesia yang meraih empat izin profesi lengkap di pasar modal yakni Broker-Dealer, Fund Manager, Underwriter, dan Investment Advisor, faktor positif yang mendukung optimis kenaikan IHSG Desember adalah ; pelemahan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mendorong ekspektasi pemangkasan bunga The Fed (Bank Central AS).

Pada awal bulan, pasar sempat skeptis dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed seiring dengan sinyal less-dovish dari FOMC minutes dan pengumuman tidak dirilisnya data pengangguran Oktober 2025. Namun, data tingkat pengangguran per September 2025 yang naik menjadi 4,4%, level tertinggi sejak Oktober 2021, mendorong ruang pemangkasan suku bunga. “Laporan Beige Book terbaru dari The Fed juga menunjukkan pasar tenaga kerja AS relatif melemah, dimana pemberi kerja memperlambat perekrutan, mengurangi jam kerja, atau mengandalkan pengurangan tenaga kerja secara alami daripada pemutusan hubungan kerja,” ungkap Darmin.

Menurutnya hal tersebut menjadi pembobot sikap dovish The Fed dan mendorong ekspektasi pasar terhadap pemangkasan FFR di bulan Desember 2025 ini, dengan probabilita mencapai ~87%.

Moderasi pertumbuhan PDB Indonesia di Kuartal ke-3 Tahun 2025 ungkap Darmin, Bank Indonesia (BI) Rate kembali ditahan. Pertumbuhan PDB Indonesia relatif melambat ke level sebesar +5,04% dari tahun sebelumnya (YoY) pada Kuartal ke-3 Tahun 2025, sejalan dengan konsensus pasar di Kuartal ke-2 Tahun 2025 sebesar +5,12% YoY dengan cons: +5,0%.

Pendorong utama pertumbuhan sebut Darmin masih pada konsumsi rumah tangga dan investasi yang menyumbang 52% dan 31% secara berurutan, tercatat melambat hanya +4,89% YoY dengan data sebelumnya sebesar +4,97% YoY dan +5,04% YoY dengan priode sama sebelumnya sebesar +6,99% YoY.

Di sisi lain, BI Rate pada November 2025 kembali ditahan di level 4,75% dengan cons: 4,75% dimana BI mempertimbangkan ketidakpastian jangka pendek pada pasar keuangan, khususnya terkait The Fed yang kehilangan arah pasca perilisan data perekonomian AS yang tersendat, hingga memicu arus keluar modal dan pelemahan nilai tukar Rupiah.

BI rate pada bulan Desember 2025 ini diperkirakan akan turun sebesar 25bps menjadi 4,50% dengan mencermati tingkat inflasi yang terjaga di rentang target, surplus neraca berjalan, dan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed.

Untuk di sektor perbankan, telekomunikasi serta small cap menjadi pilihan. IHSG menguat pada November 2025 sebesar +4,2% MoM dan terus mencatatkan rekor all time high, didorong oleh (1) ruang pemangkasan suku bunga The Fed yang meningkat pada pertemuan Desember 2025 nanti, setelah sebelumnya kecenderungan tidak ada ruang pemangkasan, (2) tensi dagang yang membaik pasca adanya diskusi antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping yang mengindikasikan hubungan yang baik antara dua negara tersebut, serta (3) dukungan fiskal dan moneter dalam negeri, melalui sejumlah kebijakan, seperti pemberian insentif Giro Wajib Minimum (GWM) melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang akan mendorong perbankan untuk memangkas suku bunga dan menyalurkan kredit. Di sisi fiskal, defisit yang meningkat serta akselerasi belanja pemerintah juga menjadi katalis positif.

Sektor yang positif di November 2025 adalah IDXINFRA naik +21,2% data bulanan didorong oleh meningkatnya tren kredit investasi dan modal kerja yang mendorong sektor infrastruktur. Selain itu, sektor IDXENER data bulanan naik +15,9%, dan IDXINDUS data bulanan naik +12,3% juga naik signifikan. “Patut dicermati, IDXNCYC terkoreksi / turun -2,3% data bulanan, seiring dengan masih lemahnya daya beli masyarakat serta sektor rotasi ke aset yang lebih berisiko dan masih lemahnya sektor retail,” kata Darmin.

Untuk Desember 2025, PANS merekomendasikan sektor (1) Banking karena transmisi kebijakan fiskal dan moneter di akhir tahun yang akan mendorong pertumbuhan kredit, (2) Telco karena data traffic yang meningkat di akhir tahun, serta positifnya perkembangan ISP dengan model fixed wireless access, serta (3) Small-cap karena sektor rotasi ke aset berisiko, seiring pertumbuhan ekonomi yang membaik serta risiko ekonomi yang mengalami penurunan.

Sedangkan sektor yang akan tertekan dalam jangka pendek ini adalah (1) Coal karena masih lemahnya tren impor batubara dari China dan India, serta sejumlah kebijakan yang kurang positif, seperti pajak ekspor, kenaikan DMO serta (2) Health-care related karena sektor rotasi ke aset berisiko.

Makro ekonomi lebih kondusif dan window dressing, IHSG akan menguat di Desember 2025. Didorong oleh (1) dukungan moneter dan fiskal untuk perekonomian, (2) tensi dagang yang turun antara AS dengan China, serta (3) ekspektasi laba bersih yang membaik. Patut dicermati juga terkait dengan window dressing, dimana dalam 29 tahun terakhir, performa Desember positif sebesar +4,1% dan hanya 3x periode Desember tercatat mengalami koreksi.@

Rin/timEGINDO.com

Scroll to Top